Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indef: Stimulus Pemerintah Tak Efektif Gerakkan Konsumsi Rumah Tangga

Peneliti Indef mengatakan stimulus yang digelontorkan pemerintah tak efektif dalam menggerakkan konsumsi rumah tangga. Kok bisa?
Warga memadati pusat perbelanjaan Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Minggu (24/4/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga memadati pusat perbelanjaan Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Minggu (24/4/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus mengungkapkan konsumsi pemerintah belum berhasil menstimulus konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2024. 

Padahal, konsumsi rumah tangga masih menjadi tulang punggung atau penopang produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga saat ini. 

Heri juga menilai laju pertumbuhan pada konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2024 masih kurang, yakni tercatat masih di bawah nilai pertumbuhan ekonomi secara umum yang mencapai 4,9% (year-on-year/yoy) sehingga masih dapat untuk ditingkatkan.

“Ini melajunya itu menurut saya kurang lah gitu, ya kalau angkanya 4,9% itu masih bisa ditingkatkan lagi, kenapa? karena kalau misalnya pertumbuhan kontributor utama ini ada konsumsi rumah tangga ini tumbuhnya masih di bawah pertumbuhan ekonomi secara umum, maka ini kita akan sulit untuk terakselerasi seperti itu,” ujar Heri Firdaus saat siaran langsung diskusi publik INDEF pada Selasa (7/5/2024).

Heri juga menyampaikan konsumsi pemerintah dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) turut mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia mencapai 5,11% yoy pada kuartal I/2024. 

Dia menjelaskan dari sisi pengeluaran, belanja-belanja pemerintah dapat menjadi stimulus bagi masing-masing komponen, salah satunya pada konsumsi rumah tangga.

Menurutnya, kontribusi konsumsi rumah tangga tercatat menyentuh di angka 54% sedangkan kontribusi konsumsi pemerintah dan LNPRT menyentuh di angka 8% lebih.

Heri mengungkapkan walaupun konsumsi pemerintah berkontribusi kecil terhadap PDB diharapakan ini menjadi stimulus untuk konsumsi masyarakat, investasi, hingga ekspor.

“Menurut saya sasarannya belum kena gitu ya belum bisa menggerakkan perekonomian secara optimal seperti itu, itu catatan dari sisi pengeluarannya,” ujar Heri.

 Konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama 2024 mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,91% secara tahunan (year-on-year/yoy), salah satunya ditopang oleh naiknya permintaan masyarakat saat periode Ramadan.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal pertama 2024 tersebut merupakan yang tertinggi sejak pandemi Covid-19 terjadi.

Pada kuartal pertama 2019 sebelum pandemi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat sebesar 5,02% yoy.

“Memasuki masa pandemi, konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2020 hanya 2,83%, secara perlahan terus menguat dan pulih. Ini artinya ada proses recovery konsumsi masyarakat setelah pandemi dan tertinggi di kuartal I/2024 ini, tumbuh 4,91%,” katanya dalam konferensi pers, Senin (6/5/2024).

Amalia menjelaskan, momentum Ramadan yang berlangsung pada kuartal pertama 2024 turut mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Jika dirincikan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi, yang tercermin dari pertumbuhan indeks perdagangan eceran untuk komoditas suku cadang & aksesoris, dan bahan bakar kendaraan, serta pertumbuhan jumlah penumpang angkutan rel, laut, dan udara. (Ahmadi Yahya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper