Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih mengkaji rencana pengalihan aset atau spin-off Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pelabuhan Ratu milik PT PLN (Persero).
“Saat ini rencana pengambilalihan PLTU Pelabuhan Ratu masih dalam tahap kajian,” kata Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafly Yandra dalam RUPS PTBA, Rabu (8/5/2024).
Rafly menyebut bahwa pengalihan aset PLTU berkapasitas 3x350 megawatt (MW) tersebut merupakan komitmen dari PTBA guna mendorong transisi energi yang dicanangkan oleh pemerintah.
Selain itu, rencana pengambilalihan PLTU ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan principal framework agreement (PFA) untuk percepatan pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu antara PTBA dengan PLN yang dilakukan pada acara SOE International Conference di Bali, Selasa (18/10/2022). PFA tersebut memuat persyaratan dan penjelasan terkait rencana struktur transaksi PLTU Pelabuhan Ratu antara PLN dan PTBA.
Sebelumnya, PLN menargetkan pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat bakal efektif pada 2037 mendatang. Pensiun dini pembangkit batu bara itu menggunakan skema alih aset atau spin-off ke portofolio PTBA.
Nantinya skema peralihan aset itu akan turut disokong pendanaan campuran atau blended financing dari komitmen pendanaan murah Energy Transition Mechanism (ETM) yang disusun Kementerian Keuangan. Skema ini bakal melibatkan para investor potensial untuk mengurangi masa operasi atau komersial dari PLTU Pelabuhan Ratu yang awalnya ditenggat sampai 2045 mendatang.
Baca Juga
“Kalau PLTU Pelabuhan Ratu itu secara teknis akan berumur sampai 2045, kita sedang berupaya untuk memajukan sehingga PLTU itu hanya dioperasikan sampai 2037,” kata Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo saat webinar Prospek dan Tantangan ETM, Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Menurut Hartanto, skema yang diambil untuk mempercepat usia komersial dari PLTU Pelabuhan Ratu relatif sederhana untuk dilakukan. Prinsipnya, dia mengatakan, penghimpunan pendanaan murah lewat ETM diarahkan untuk menjaga pengembalian investasi yang setara atau tetap ketika PLTU itu tidak dipensiunkan lebih awal.
Kendati demikian, dia menambahkan, PLN bersama dengan PTBA dan PT Sarana Multi Infrastruktur atau PT SMI tengah mencari peluang pendanaan murah dan kerja sama dengan lembaga keuangan internasional lainnya.
“PLTU itu akan tetap menghasilkan return yang tetap sama ketika belum dipensiunkan dini, tetapi dengan pendanaan yang murah tentu net present value (NPV)-nya akan menjadi tetap sama,” kata dia.