Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warren Buffett Puji Apple usai Jual Saham Rp622,4 Triliun

Perusahaan Warren Buffett, Berkshire Hathaway, melepas saham Apple senilai US$38,9 miliar sepanjang kuartal I/2024.
Chairman Berkshire Hathaway Inc. Warren Buffett (tengah) memakan es krim Dairy Queen, yang sahamnya dimiliki Berkshire Hathaway, di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Berkshire Hathaway di Omaha, Nebraska, AS, Sabtu (4/5/2019)./Bloomberg-Houston Cofield
Chairman Berkshire Hathaway Inc. Warren Buffett (tengah) memakan es krim Dairy Queen, yang sahamnya dimiliki Berkshire Hathaway, di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Berkshire Hathaway di Omaha, Nebraska, AS, Sabtu (4/5/2019)./Bloomberg-Houston Cofield

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan investasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway Inc., memangkas kepemilikannya di saham produsen iPhone, Apple Inc.

Melansir Bloomberg, Senin (6/5/2024), Berkshire melaporkan kepemilikan saham senilai US$135,4 miliar pada kuartal I/2024, turun dari $174,3 miliar pada akhir tahun lalu. Ini menandai Berkshire telah melepas saham Apple hingga US$38,9 miliar atau sekitar Rp622 triliun.

Langkah ini dengan cepat menjadi salah satu topik terbesar saat pertemuan berlangsung, meskipun Berkshire telah menjual beberapa saham di Apple pada kuartal sebelumnya.

Meskipun melepas saham Apple, Buffett memuji produsen iPhone tersebut karena mencatat kinerja lebih baik dari perusahaan lain dalam portofolio investor legendaris asal Omaha, AS, tersebut.

Terlepas dari penjualan tersebut, Apple bahkan lebih baik daripada American Express dan Coca-Cola, yang merupakan bisnis luar biasa yang juga dimiliki Berkshire.

“Kecuali ada sesuatu yang berubah secara dramatis, Apple akan tetap menjadi investasi terbesar,” kata Buffett di Omaha.

Ia mengatakan alasan penjualan saham Apple adalah karena implikasi pajak. Buffett juga mengatakan bahwa iPhone mungkin merupakan salah satu produk terhebat sepanjang masa.

Apple telah menghadapi banyak rintangan seperti denda antimonopoli sebesar US$2 miliar, penjualan yang merosot di China dan pembatalan proyek mobil yang telah berlangsung selama satu dekade. Saham perusahaan turun sekitar 5% tahun ini.

Penjualan ini meningkatkan tumpukan kas Berkshire yang naik ke rekor US$189 miliar pada akhir Maret 2024. Mengingat kondisi pasar saat ini, Buffett mengatakan bahwa ia tidak keberatan menimbun kas hingga US$200 miliar pada akhir kuartal ini.

Penimbunan kas ini juga diuntungkan oleh suku bunga yang lebih tinggi, sehingga menghasilkan pendapatan bunga US$1,9 miliar pada kuartal I/2024 dibandingkan dengan US$1,1 miliar pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Uang tunai yang dimiliki Berkshire telah tumbuh di tengah turunnya transaksi yang cukup besar. Buffett mengatakan pada hari Sabtu bahwa ia tidak dapat menemukan akuisisi baru-baru ini yang membuat perusahaan tergerak. Para investor menganggap hal itu sebagai tanda dari pandangannya tentang pasar saham.

Kepala Investasi Smead Capital Management Bill Smead mengatakan Buffett telah mengakumulasi kas dan oleh karena itu bersikap bearish terhadap pasar saham.

"Dia tidak mungkin menggunakan dana tersebut kecuali dia memiliki kesempatan untuk membeli seluruh perusahaan atau terjadi aksi jual besar-besaran sebesar 30% atau lebih."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper