Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Divestasi BUMN Rusia Belum Tuntas, Pengembangan Blok Tuna Mandek

SKK Migas terus mendorong penuntasan proses divestasi hak partisipasi ZN Asia Ltd., anak usaha BUMN Rusia Zarubezhneft, di Blok Tuna.
Pengeboran minyak lepas pantai. Bloomberg
Pengeboran minyak lepas pantai. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mendorong penuntasan proses divestasi hak partisipasi ZN Asia Ltd., anak usaha BUMN Rusia Zarubezhneft, di Blok Tuna, yang berada di lepas pantai Natuna Timur.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan bahwa pencarian mitra pengganti ZN di Blok Tuna masih berproses secara business to business atau B2B.

“Harapannya ya kita minta kan mereka menjanjikan waktu itu kan di bulan April, kita masih di-push terus,” kata Hudi di kantor SKK Migas, Senin (6/5/2024).

Hudi menyebut, terus dikejarnya pengganti ZN di Blok Tuna agar adanya kepastian terkait dengan pelaksanaan dari rencana pengembangan atau plan of development (PoD) Blok TUna.

Hudi menyampaikan, saat ini status pengembangan Blok Tuna masih jalan ditempat karena menunggu proses divestasi yang masih belum terjadi.

“Ya, belum bisa bergerak [status Blok Tuna] karena harus menyelesaikan divestasinya dulu dari Blok dari ZN itu kan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hudi menyampaikan bahwa saat ini pihaknya masih memprioritaskan untuk memastikan divestasi yang terjadi di Blok Tuna dapat berjalan dengan lancar.

“Soalnya kalau divestasi yang nggak jalan ya kita nggak bisa bertransaksi dan proyeknya ya nggak bisa jalan, intinya sih di situ,” ucap Hudi.

Sebelumnya, SKK menargetkan divestasi atau pengganti ZN di Blok Tuna bisa diputuskan tahun ini. Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan, sejumlah perusahaan sudah menunjukkan minat mereka untuk menggantikan posisi BUMN Rusia itu.  

Nanang berharap proses divestasi dapat segera diputuskan untuk melanjutkan proyek Blok Tuna yang saat ini tersendat akibat sanksi Inggris dan Uni Eropa.  

“Sebenarnya sudah banyak [yang minat] cuma butuh proses dan nanti semisal ada pergantian pemegang hak partisipasi dari Zarubezhneft bisa dimulai,” kata Nanang saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (3/1/2024) 

Blok Tuna diperkirakan memiliki potensi gas di kisaran 100 hingga 150 million standard cubic feet per day (MMscfd).   

Investasi pengembangan lapangan hingga tahap operasional ditaksir mencapai US$3,07 miliar atau setara dengan Rp45,4 triliun. Perkiraan biaya investasi untuk pengembangan Lapangan Tuna terdiri atas investasi (di luar sunk cost) sebesar US$1,05 miliar, investasi terkait biaya operasi sampai dengan economic limit sebesar US$2,02 miliar, dan biaya abandonment and site restoration (ASR) sebesar US$147,59 juta.   

Untuk mendorong keekonomian, pemerintah memberikan beberapa insentif dengan asumsi masa produksi sampai 2035 atau 11 tahun mendatang. Pemerintah mengambil bagian gross revenue sebesar US$1,24 miliar atau setara dengan Rp18,4 triliun.  

Adapun, kontraktor gross revenue sebesar US$773 juta atau setara dengan Rp11,4 triliun dengan biaya cost recovery mencapai US$3,315 miliar. Rencananya hasil produksi gas dari Lapangan Tuna bakal diekspor ke Vietnam pada 2026. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper