Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mewaspadai dampak dari kenaikan suku bunga ke kinerja investasi.
Bahlil menyampaikan, dampak dari kenaikan suku bunga adalah meningkatnya biaya produksi sehingga mempengaruhi harga jual yang turut mengalami peningkatan.
“Memang salah satu yang menjadi persoalan kita adalah ketika suku bunga tinggi, pasti biaya produksi naik, akan berdampak pada harga jual,” katanya dalam konferensi pers, Senin (29/4/2024).
Bahlil menyampaikan tidak menjadi masalah jika terjadi penyesuaian harga jual dan penjualan produk masih bisa diserap oleh pasar.
“Tapi yang jadi berpengaruh ketika suku bunga naik, bunga kredit naik, harga jual nggak naik, itu kan kenanya di pengusaha,” jelas Bahlil.
Selain itu, Bahlil juga menyampaikan bahwa tensi geopolitik di global, terutama di Timur Tengah, yang belum lama ini melebar antara Iran dan Israel, perlu diwaspadai ke depan.
Baca Juga
Pasalnya, ketidakpastian geopolitik yang akan berdampak pada kenaikan harga minyak dan tekanan pada nilai tukar, tidak hanya mempengaruhi sisi fiskal, tetapi juga mempengaruhi kinerja investasi.
“Itu dampaknya pasti ke persoalan investasi karena biaya produksinya pasti jauh lebih tinggi sehingga mereka berpotensi wait and see,” katanya.
Sementara itu, Bahlil mengatakan bahwa dari sisi fiskal, pemerintah menargetkan defisit APBN dapat dijaga di bawah level 3%, sehingga investasi menjadi salah satu instrumen yang didorong pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebagaimana diketahui, pemerintah pada tahun ini menetapkan investasi sebesar Rp1.650 triliun, naik dari target tahun lalu yang sebesar Rp1.400 triliun.
“Target investasi tahun 2024 memang agak tinggi. Karena defisit APBN yang turun jadi di bawah 3%, salah satu strategi bagaimana pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5%, sebagian ruang fiskal diisi oleh peningkatan investasi,” tuturnya.