Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjabarkan dampak yang terjadi akibat masalah geopolitik terhadap harga minyak.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, mengatakan terdapat beberapa hal yang mempengaruhi harga minyak dunia.
Pertama, Agus mengatakan dalam paparannya bahwa hal yang mempengaruhi harga minyak mentah yaitu adanya kesepakatan perjanjian pembatasan produksi minyak dari negara-negara OPEC+.
Poin kedua adalah, penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap beberapa mata uang, termasuk mata uang Indonesia yaitu Rupiah.
Ketiga, adanya ketidakpastian kebijakan moneter global terkait suku bunga yang memengaruhi tingkat permintaan global minyak bumi.
“Lalu, ketegangan politik di dua kawasan yakni Eropa Timur, dan Timur Tengah,” kata Agus dalam Bisnis Indonesia BUMN Forum di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Baca Juga
Agus menyampaikan, dengan adanya konflik di Timur Tengah bisa berdampak pada naik turunnya harga minyak. Terlebih, Agus menuturkan bahwa demand global pada saat ini sedang melemah.
“Pasca serangan Iran ke Israel, harga minyak mentah dunia diperkirakan dapat mencapai US$100/BBL dan apabila terjadi eskalasi konflik, harga minyak diperkirakan dapat mencapai US$120 – US$130/BBL,” ujarnya.
Adapun, harga minyak dunia turun seiring dengan upaya Amerika Serikat (AS) dalam memediasi kesepakatan damai antara Israel dan Palestina sehingga dapat mengurangi ketegangan di Timur Tengah.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juni 2024 melesu -,78% menjadi US$83,2 per barel pada pukul 19.51 WIB.
Kemudian, harga minyak Brent kontrak Juni 2024 juga melesu -0,87% ke US$88,72 per barel pada waktu perdagangan yang sama.