Bisnis.com, JAKARTA – Tantangan perekonomian pasca pandemi Covid-19 masih terbuka sehingga menghambat laju pertumbuhan dunia.
Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI Muliaman D Hadad menyebutkan dunia mengalami sejumlah perubahan yang signifikan dan perlu pembenahan untuk melakukan penyesuaian.
"Faktor-faktor seperti ketidakpastian yang persisten, perubahan struktural, dan gangguan rantai pasokan menjadi pembatas potensi pertumbuhan [ekonomi] pascapandemi," ujar Muliaman dalam silaturahmi dan halalbihalal Bisnis Indonesia Group di Jakarta, Senin (29/4/2024)
Dalam acara yang bertemakan 'Menjalin Silaturahmi & Memperkiat Kolaborasi' itu, Muliaman mengingatkan untuk melakukan antisipasi melalui praktik manajemen risiko yang efektif, adaptabilitas, perencanaan skenario, kemitraan strategis, pengembangan tenaga kerja, prioritas inisiatif keberlanjutan, dan keterlibatan dengan para pemangku kepentingan.
"Selain itu, isu-isu seperti inflasi, perubahan iklim, dan nasionalisme proteksionis juga menjadi perhatian dalam merancang strategi pertumbuhan pasca pandemi," ujarnya.
Lebih lanjut, Muliaman mengatakan berbagai situasi mulai berkembang pasca pandemi, salah satunya isu mengenai keberlanjutan alias ESG.
Baca Juga
Bahkan, sejumlah negara dinilai mulai menguasai sumber daya alam demi keberlanjutan negaranya. Ketegangan Timur Tengah pun menjadi salah satu pendorong bagaimana negara menjaga stabilitas dan pasokan SDA.
Adapun, bank syariah sendiri menjadi pemain industri perbankan yang relatif dekat dengan isu lingkungan.
"Ada kedekatan tertentu antara prinsip islamic banking, kami terus mendorong tema-tema hijau," ucapnya.
Menurutnya, sesuai dengam prinsip agama Islam, keseimbangan profit perusahaan harus sejalan dengan kelestarian lingkungan
"Di dalam operasional, contoh [perusahaan] adalah dengan membatasi AC tidak terlalu dingin, mengurangi konsumsi energi. Bagaimana memanfaatkan kertas yg di-recycle," ucapnya.
Kemudian, tiap rencana bisnis bank hingga dampak sosial, termasuk inovasi atas produk perbankan yang ditawarkan ke pasar haruslah mengedepankan ESG
"Sehingga, kita bisa mengatakan tahun ini hingga lima tahun ke depan bank bisa memberikan kredit hijau seberapa besar. Itu sudah harus ditentukan, ada di rencana bisnis," ucapnya