Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menegaskan pemerintah masih mengkaji ihwal kemungkinan untuk eksekusi potensi investasi Blok Minyak baru di Iran dan Venezuela.
Seperti diketahui, Indonesia telah menjalin nota kesepahaman atau MoU untuk menjajaki peluang investasi blok minyak di dua negara terkena sanksi Amerika Serikat (AS) tersebut.
“Kita sedang mempelajari lebih lanjut, termasuk mempertimbangkan aspek-aspek politisnya,” kata Juru Bicara Kemenlu, Lalu Muhamad Iqbal saat dikonfirmasi, Senin (22/4/2024).
Adapun, Kementerian ESDM tengah berkonsultasi kepada Kemenlu ihwal peluang tindaklanjut nota kesepahaman investasi blok minyak di Iran dan Venezuela saat ini untuk mengakali susut lifting beberapa tahun terakhir.
Iqbal menuturkan pembahasan ihwal rencana investasi blok minyak di Iran dan Venezuela belakangan menunjukkan kemajuan signifikan. Hanya saja, kata dia, kementeriannya perlu mengkaji lebih dalam soal potensi permasalahan geopolitik dari dua negara terkena sanksi AS tersebut.
“Kemajuan pasti ada, tapi karena kedua negara ini adalah special case, perlu pembahasan lebih mendalam,” tuturnya.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, pemerintah tengah berupaya untuk menghidupkan kembali peluang akuisisi blok migas Mansouri setelah lawatan dua hari Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi ke Indonesia pada 23-24 Mei 2023 lalu.
Kunjungan perdana Raisi sejak menjabat sebagai presiden Iran ke-8 pada 3 Agustus 2021 lalu membuka kembali nota kesepahaman atau MoU yang sempat diteken kedua negara pada 2016 ihwal rencana investasi PT Pertamina (Persero) untuk mengelola blok prospektif di Iran tersebut.
Selepas 2 tahun sejak penawaran lapangan, Pertamina telah menyiapkan anggaran US$1,5 miliar untuk pengelolaan Blok Mansouri selama kurun waktu 5 tahun.
Namun, rencana finalisasi akuisisi itu mesti ditunda seiring dengan sanksi ekonomi yang diberikan Amerika Serikat atas Iran pada pertengahan 2018.
Selain Blok Mansouri, Pemerintah Iran lewat National Iranian Oil Company (NIOC) juga ikut menawarkan Blok Ab-Teymour kepada Pertamina saat itu.
Berdasarkan catatan Bisnis, total cadangan Lapangan Ab-Teymour dan Mansouri diperkirakan mencapai 5 miliar barel. Kedua lapangan tersebut dalam tahap produksi, yakni 48.000 barel per hari (bph) untuk Lapangan Ab-Teymour dan 54.000 bph untuk Lapangan Mansouri. Namun, perseroan hanya akan fokus pada Mansouri lebih dulu.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menuturkan Venezuela turut menawarkan sejumlah blok minyak prospektif untuk Indonesia.
Saat ini, kata dia, kementeriannya masih melakukan kajian lebih lanjut selepas penandatangan MoU kerja sama Migas antara Menteri ESDM Arifin Tasrif dengan Menteri Perminyakan Venezuela Pedo Rafael Tellechea di Caracas 18 Januari 2024 lalu.
“Ada blok minyak yang menarik tapi kita belum bisa action langsung. Kita kaji dulu, kita harap konflik di sana bisa selesai,” tuturnya.
Berdasarkan data BP Statistical Review of World Energy 2020, cadangan terbukti (proven) minyak mentah dunia sebanyak 1.733,9 miliar barel pada akhir 2019.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 303,8 miliar barel dimiliki oleh Venezuela. Padahal, cadangan minyak Venezuela pada akhir 1999 hanya 76,8 miliar barel. Namun, lokasi negara itu berada di atas formasi La Luna, formasi batuan sumber kaya organik era Cretaceous yang ideal untuk deposit minyak.