Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkonsultasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terkait dengan rencana investasi PT Pertamina (Persero) di blok minyak Mansouri, Iran di tengah konflik Iran vs Israel.
Konsultasi itu belakangan mendapat faktor yang berbeda selain embargo Amerika Serikat. Kementerian ESDM kini juga fokus pada eskalasi yang timbul setelah serangan rudal Iran ke Israel pada akhir pekan lalu.
“Kita selalu konsultasi dengan Kemenlu terkait dengan kebijakan ini, karena ESDM tidak bisa sendiri mendahului politik,” kata Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat ditemui di Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Tutuka menuturkan kementeriannya masih menunggu keputusan Kemenlu ihwal rencana investasi Pertamina di sejumlah Blok Minyak milik Iran, negara yang saat ini masih terkena sanksi Amerika Serikat.
“Kita lihat Kemenlu sikapnya bagaimana, saya selalu berkonsultasi kalau Kemenlu oke, kita jalan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah tengah berupaya untuk menghidupkan kembali peluang akuisisi blok migas Mansouri setelah lawatan dua hari Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi ke Indonesia pada 23-24 Mei 2023 lalu.
Baca Juga
Kunjungan perdana Raisi sejak menjabat sebagai presiden Iran ke-8 pada 3 Agustus 2021 lalu membuka kembali nota kesepahaman atau MoU yang sempat diteken kedua negara pada 2016 ihwal rencana investasi PT Pertamina (Persero) untuk mengelola blok prospektif di Iran tersebut.
Selepas 2 tahun sejak penawaran lapangan, Pertamina telah menyiapkan anggaran US$1,5 miliar untuk pengelolaan Blok Mansouri selama kurun waktu 5 tahun. Namun, rencana finalisasi akuisisi itu mesti ditunda seiring dengan sanksi ekonomi yang diberikan Amerika Serikat atas Iran pada pertengahan 2018.
“Bagi Pertamina tentu ini merupakan langkah yang sangat baik, khususnya apabila MoU sebelumnya bisa berlanjut karena nantinya bisa berdampak ke lifting kita,” kata Vice president Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso saat dikonfirmasi, Senin (29/5/2023).
Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Raisi menghasilkan 11 dokumen kesepakatan kerja sama yang dijajaki kedua negara. Selain target peningkatan volume perdagangan menjadi US$20 miliar, kedua negara juga sepakat untuk mencari jalan keluar atas investasi di sektor migas.
Pertamina, kata Fadjar, masih menunggu pembahasan tingkat tinggi yang saat ini masih berlanjut ihwal rencana akuisisi kembali lapangan blok di Iran tersebut. Selain Blok Mansouri, Pemerintah Iran lewat National Iranian Oil Company (NIOC) juga ikut menawarkan Blok Ab-Teymour kepada Pertamina saat itu.
Berdasarkan catatan Bisnis, total cadangan Lapangan Ab-Teymour dan Mansouri diperkirakan mencapai 5 miliar barel. Kedua lapangan tersebut dalam tahap produksi, yakni 48.000 barel per hari (bph) untuk Lapangan Ab-Teymour dan 54.000 bph untuk Lapangan Mansouri. Namun, perseroan hanya akan fokus pada Mansouri lebih dulu.
Nilai investasi yang digelontorkan oleh Pertamina di Iran itu bakal digunakan untuk perbaikan sumur yang sudah ada dan mengebor beberapa sumur lainnya. Karakter Blok Mansouri ini pun sudah siap produksi sehingga Pertamina tidak perlu memulai dari awal seperti eksplorasi.
Nantinya, kontrak Pertamina di sana akan berbentuk contract service bukan production sharing contract (PSC). Jadi, perseroan akan mendapatkan bayaran sesuai dengan service yang dilakukan.
Dengan skema kontrak itu, Pertamina masih belum ada detail potensi minyak yang bisa dibawa ke Indonesia. Namun, Pertamina bisa menukar komisi service dengan minyak yang sudah diproduksi.
Sebelumnya, Iran melancarkan serangannya setelah pembunuhan tujuh perwira Garda Revolusi Iran di Damaskus pada 1 April, termasuk dua komandan senior. Israel tidak mengonfirmasi atau membantah melakukan serangan tersebut.
Serangan balasan Iran, yang melibatkan lebih dari 300 rudal dan drone, menyebabkan kerusakan ringan di Israel dan melukai seorang anak perempuan berusia 7 tahun. Sebagian besar rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel dan dengan bantuan dari AS, Inggris, Prancis, dan Yordania.