Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel Serang Iran, Bos Garuda Indonesia Monitor Risiko Gangguan Penerbangan

Garuda Indonesia terus aktif memonitor risiko gangguan penerbangan imbas serangan balik Israel ke Iran pada Jumat (19/4/2024).
Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyebut belum adanya gangguan operasional penerbangan pasca serangan Israel ke Iran pada Jumat (19/4/2024).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan hingga saat ini jadwal penerbangan yang dioperasikan perseroan masih berjalan normal. Dia menuturkan, pihaknya belum melakukan perubahan apapun menyusul serangan rudal Israel ke Iran.

"Belum ada perubahan, pembatalan, ataupun penundaan penerbangan sejauh ini," kata Irfan saat dikonfirmasi pada Jumat (19/4/2024).

Namun, dia mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan konflik antara kedua negara tersebut. Dia mengatakan, Garuda Indonesia telah mempersiapkan sejumlah langkah jika ke depannya terjadi eskalasi konflik. Namun, Irfan tidak memperinci secara detail langkah-langkah mitigasi yang disiapkan oleh perseroan.

Sebelumnya, Irfan juga menyebut beberapa rute penerbangan yang berpotensi terganggu akibat konflik ini adalah tujuan Amsterdam, Belanda, Arab Saudi, dan Qatar. 

Secara terperinci, Garuda Indonesia mengoperasikan penerbangan ke Amsterdam sebanyak 2 kali sepekan. Sementara itu, jadwal penerbangan ke Arab Saudi adalah sebanyak 4 kali sehari, sedangkan penerbangan ke Doha, Qatar dioperasikan satu kali setiap hari.

Adapun, rute ke Doha, Qatar belum lama ini baru saja dibuka oleh perusahaan dan bekerja sama dengan maskapai Qatar Airways.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berupaya menjaga keamanan navigasi penerbangan komersial di tengah konflik antara Iran dan Israel yang memanas. 

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Maria Kristi Endah Murni menuturkan, pihaknya terus memonitor perkembangan konflik antara Iran dan Israel untuk memastikan keamanan navigasi penerbangan.

Kristi menuturkan, pihaknya akan mencermati hal-hal terkait dengan penetapan ruang udara yang dikategorikan sebagai area konflik. Kristi mengatakan, ruang udara yang ditetapkan sebagai daerah konflik tidak dapat dilintasi oleh penerbangan sipil atau komersial.

Dia menuturkan, pengumuman terkait ruang udara ini akan didistribusikan melalui Notice to Airmen (NOTAM) kepada para maskapai penerbangan jika ada perkembangan terbaru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper