Bisnis.com, JAKARTA – Perekonomian Indonesia diperkirakan tetap tangguh dengan pertumbuhan di atas 5% pada tahun ini dan tahun depan.
Meski demikian, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan bahwa terdapat beberapa risiko eksternal yang dapat berdampak pada perekonomian Indonesia ke depan.
Pertama, yaitu risiko kenaikan inflasi global karena lonjakan harga minyak akibat konflik Iran dan Israel. Dengan kondisi ini, bank sentral global, termasuk bank sentral AS diperkirakan akan menghindari pemangkasan suku bunga yang terlalu cepat.
“Meningkatnya ketidakpastian telah menyebabkan volatilitas di pasar keuangan belakangan ini. Arus keluar modal khususnya dari pasar obligasi Indonesia telah menyebabkan tekanan pada mata uang,” katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (19/4/2024).
Kedua, Andry mengatakan bahwa kenaikan harga minyak yang terus-menerus dapat memberikan beban tambahan pada kondisi fiskal.
Oleh karena itu, menurutnya pemerintah memiliki beberapa pilihan, yaitu memperluas subsidi bahan bakar, memilih skema kompensasi yang berkoordinasi dengan BUMN Energi, atau meneruskan dampaknya terhadap harga bahan bakar di dalam negeri.
Baca Juga
“Opsi terakhir akan menyebabkan inflasi meningkat,” jelas Andry.
Dia menilai, langkah-langkah para pembuat kebijakan perlu fokus pada stabilitas untuk meminimalkan dampak terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Andry memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada 2024 akan mencapai 5,06% pada 2024 dan berpotensi meningkat menjadi sebesar 5,16% pada 2025.