Bisnis.com, JAKARTA - Masa angkutan mudik Lebaran 2024 menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi pemerintah karena berkaitan dengan jumlah pergerakan masyarakat yang mencapai lebih dari 193 juta orang.
Angka tersebut berdasarkan survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Pergerakan masyarakat selama mudik Lebaran 2024 secara nasional berpotensi mencapai 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193,6 juta orang. Jumlah tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang.
Mengingat tingginya pergerakan masyarakat membuat pemerintah perlu bersikap untuk mengatur lalu lintas. Salah satunya adalah dengan melakukan rekayasa berupa jalur satu arah (One Way), Contra Flow, hingga Ganjil Genap.
Tiga kebijakan yang akan diberlakukan secara situasional di jalan tol dinilai ampuh untuk mengurai kepadatan yang bakal terjadi untuk mencegah peristiwa kemacetan "horor" pada 2016 di pintu keluar Brebes Timur, atau populer disebut Brexit, terulang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) bakal menjadi "medan perang" seiring dengan potensi lonjakan pergerakan masyarakat.
Baca Juga
Tol Cipali menjadi salah satu titik krusial yang akan terus dipantau Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selama arus mudik dan balik Lebaran 2024.
Pasalnya, ruas tol ini belum mengalami penambahan fasilitas jalan selama dua periode Lebaran terakhir. Hal tersebut akan memicu terjadi ya penyempitan jalur bagi kendaraan dari ruas tol Cisumdawu yang memiliki jalur lebih banyak.
"Untuk mengantisipasi kepadatan tersebut, terutama saat puncak arus mudik dan balik, Kemenhub serta pemangku kepentingan terkait telah melakukan simulasi arus kendaraan pada titik tersebut," katanya dalam acara Pelepasan Jelajah Lebaran 2024 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta pada Jumat (5/4/2024).
Sementara itu, Direktur Registrasi dan Identifikasi Korlantas Polri Brigjen Pol. Yusri Yunus menambahkan, pihaknya juga menyediakan petugas di ruas tol Cipali untuk memantau kepadatan kendaraan.
Korlantas Polri juga menyiagakan tim pengurai kemacetan yang dilengkapi dengan armada 500 unit motor trail. Yusri menuturkan, Tim tersebut akan diturunkan untuk mengurai arus kendaraan jika terjadi insiden atau kecelakaan pada titik tersebut.
"Cipali itu cuma 2 lajur, dari 4 menjadi 2 itu akan terjadi bottleneck. Makanya Kami siagakan tim dan petugas terkait," ujarnya.