Bisnis.com, JAKARTA – Korp Lalu Lintas Kepolisian Negara Indonesia (Korlantas Polri) telah memberlakukan contra flow di ruas tol Cikopo Palimanan (Cipali) KM 162-169 sejak pukul 14.25 WIB, Jumat (5/4/2024).
Kakorlantas Irjen Pol Aan Suhanan mengatakan pemberlakuan contra flow sepenggal tersebut sebagai respons atas perlambatan yang terjadi di KM 164. “Perlambatan ini akibat ada kecelakaan sekaligus rest area,” ujar Aan.
Aan menjelaskan, pantauan arus lalu lintas dan data traffic counting selama dua jam berturut-turut, angka volume kendaraan masih di bawah 5.000 per jam. Dengan angka tersebut, maka contra flow belum dapat diberlakukan secara full atau masih sepenggal. Pemberlakuan contra flow secara full akan ditempuh jika traffic countingnya telah mencapai di atas 5.000 per jam.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno menambahkan jika traffic counting per jam mencapai 5.500 maka akan diterapkan contra flow (CF) 1 lajur. Jumlah lajur meningkat seiring dengan peningkatan traffic counting.
“Jika per jam 6.400 maka CF 2 lajur, per jam 7.400 maka CF 3 lajur dan per jam 8.400 one way,” kata Sugiatno.
Sebelumnya, Ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) diperkirakan menjadi laiknya medan perang saat masa angkutan mudik Lebaran 2024 seiring dengan lonjakan pergerakan masyarakat pada periode ini.
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam acara Pelepasan Jelajah Lebaran 2024 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta pada Jumat (5/4/2024).
Budi Karya menuturkan, Tol Cipali menjadi salah satu titik krusial yang akan terus dipantau Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selama arus mudik dan balik Lebaran 2024. Pasalnya, ruas tol ini belum mengalami penambahan fasilitas jalan selama dua periode Lebaran terakhir.
Hal tersebut akan memicu terjadi ya penyempitan jalur bagi kendaraan dari ruas tol Cisumdawu yang memiliki jalur lebih banyak.
"Di Cipali ini akan jadi seperti tempat peperangan karena [volume kendaraan] naik tinggi. Fasilitas jalan di sana belum berubah selama 2 tahun, sedangkan pada ruas Cisumdawu sudah bertambah," kata Budi Karya.
Untuk mengantisipasi kepadatan tersebut, terutama saat puncak arus mudik dan balik, dia mengatakan Kemenhub serta pemangku kepentingan terkait telah melakukan simulasi arus kendaraan pada titik tersebut.
Selain itu, pihaknya juga telah mempersiapkan skenario-skenario rekayasa lalu lintas seperti sistem satu arah atau contraflow. Skenario rekayasa tersebut juga dikoordinasikan dengan pihak seperti Korlantas Polri.
"Kita usahakan V/C ratio [volume/capacity] itu dibawah 0,7 agar arus kendaraan tetap berjalan optimal," kata Budi Karya.
Sementara itu, Direktur Registrasi dan Identifikasi Korlantas Polri Brigjen Pol. Yusri Yunus menambahkan, pihaknya juga menyediakan petugas di ruas tol Cipali untuk memantau kepadatan kendaraan.
Korlantas Polri juga menyiagakan tim pengurai kemacetan yang dilengkapi dengan armada 500 unit motor trail. Yusri menuturkan, Tim tersebut akan diturunkan untuk mengurai arus kendaraan jika terjadi insiden atau kecelakaan pada titik tersebut.
"Cipali itu cuma 2 lajur, dari 4 menjadi 2 itu akan terjadi bottleneck. Makanya Kami siagakan tim dan petugas terkait," ujarnya.
Budi Karya juga mengatakan, Ada 2 titik krusial lain yang menjadi perhatian khusus Kemenhub, yakni Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Merak. Dia menuturkan, salah satu risiko besar pada angkutan penyeberangan adalah cuaca buruk.