Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memproyeksikan inflasi pada Maret 2024 yang juga bertepatan dengan Ramadan akan tembus lebih dari 3% secara tahunan atau year-on-year (YoY).
Proyeksi ini lebih tinggi dari realisasi inflasi pada Februari 2024 yang mencapai 2,75% (YoY) dan 0,37% secara bulanan atau month-to-month (MtM).
Mengacu pada konsensus ekonom Bloomberg, rata-rata proyeksi inflasi Maret 2024 pada level 2,91% (YoY), dan 0,4% (MtM). Di mana sembilan dari 25 ekonom berpendapat inflasi akan menembus 3%.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede menyampaikan tingkat inflasi tahunan sangat mungkin menembus angka 3,11% (YoY). Begitu pula dengan inflasi bulanan yang dirinya perkirakan meningkat dari 0,37% pada Februari menjadi 0,58% pada Maret.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh inflasi harga bergejolak yang terkait dengan harga pangan, yang diproyeksikan naik dari 8,47% YoY menjadi 8,50% yoy.
Terlebih keterbatasan pasokan makanan di tengah fenomena El Nino, sementara kebutuhan masyarakat tengah meningkat selama Ramadan.
Baca Juga
“Waktu puncak musim panen yang bergeser ke akhir Maret dan awal April 2024, bersamaan dengan lonjakan musiman dalam permintaan selama bulan Ramadan,” ungkap, Minggu (31/3/2024).
Bukan hanya inflasi terhadap pangan atau volatilfe food (VF), inflasi harga yang diatur pemerintah diperkirakan turut menguat dari 1,67% (YoY) menjadi 2,31% akibat kenaikan tarif transportasi udara yang didorong oleh peningkatan permintaan untuk mudik Lebaran.
Josua juga melihat adanya potensi kenaikan inflasi inti dari 1,68% (YoY) pada Februari menjadi 1,71% pada Maret.
“Hal ini mencerminkan peningkatan permintaan selama bulan Ramadhan, kenaikan harga emas, dan kenaikan inflasi impor di tengah depresiasi Rupiah,” lanjutnya.
Meski diproyeksi tembus melebihi 3%, Josua meyakini tidak akan melewati target pemerintah pada rentang 1,5% hingga 3,5%. Dengan demikian, inflasi tetap akan terkendali.
Untuk sisa semester I/2024 ini, tren inflasi masih berpotensi naik pada April sebagai dampak dari El Nino dan perayaan Idulfitri.
“Meskipun ada kenaikan ini, perkiraan suku bunga tetap berada dalam kisaran target, memberikan kelonggaran bagi Bank Indonesia untuk mempertimbangkan penurunan BI-rate, terutama di semester II/2024,” tutupnya.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia David Sumual menyampaikan inflasi mulai terkerek seiring efek musiman dari bulan puasa.
Senada dengan Josua, David juga meyakini akselerasi inflasi akan bersumber dari sebagian besar bahan pangan, terutama untuk beras, telur ayam, bawang merah, dan daging ayam.
Inflasi inti kemungkinan masih tetap, sebagian besar komponennya tidak ada perubahan terlalu signifikan, karena kelihatan sebagian besar masih berhatihati dalam berbelanja.
"Yang jelas kelas menengah atas cenderung menahan belanja barang tahan lama. Belanja terkait rekreasi dan makanan/minuman justru naik,” tuturnya.
BPS akan mengumumkan realisasi Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi pada Senin, 1 April 2024, pukul 11.00 WIB.