Bisnis.com, JAKARTA - Banyak berbagai produk yang telah dibongkar oleh kapal kontainer Dali di Baltimore, sebelum menabrak Jembatan Francis Scott Key. Salah satunya adalah barang-barang IKEA dan Indonesia.
Berdasarkan laporan Bloomberg yang dikutip Rabu (27/3/2024) kapal setinggi 984 kaki itu membawa kontainer dari berbagai negara, antara lain China, Thailand, Korea Selatan, dan Vietnam, menuju Pantai Timur Amerika Serikat (AS) melalui Terusan Panama.
Menurut data awal bill-of-ladings AS, hampir 7.000 metrik ton barang tiba di Baltimore. Para importir yang terdaftar adalah produsen funitur Swedia yakni IKEA, XCMG Amerika Utara, Kubota Tractor Corp., dan Electrolux AB.
Adapun, barang yang paling banyak dibawa dalam muatan tersebut adalah dari China sebesar 3.800 metrik ton. Indonesia berada di urutan keempat yang sebanyak 475,8 metrik ton. Dari daftar barang bawaan, tertulis bahwa kapal tersebut juga memuat sepatu Under Armour dari Indonesia.
Kapal yang berhenti di New York dan Norfolk sebelum mencapai Baltimore, diketahui sedang menuju Kolombo ketika menabrak jembatan. Dermaga di New Jersey dan Virginia diperkirakan akan kewalahan dalam menghadapi lalu lintas yang terpaksa meninggalkan Baltimore.
Di lain sisi, dilaporkan bahwa kapal tersebut memiliki sejarah yang buruk, dengan setidaknya satu kali tabrakan dan terdapat kekhawatiran pada tenaga penggerak.
Baca Juga
Masih belum diketahui lebih lanjut apa yang menjadi penyebab Dali menabrak jembatan, namun dari rekaman video menunjukan bahwa hampir semua lampu padam sesaat sebelum tabrakan.
Insiden ini kemudian menjadi bukti terganggunya pelayaran di salah satu pelabuhan terseibuk di Pantai Timur AS dan transportasi jalan raya, lantaran memutus jalur utama di jalan raya utama yang mengelilingi Baltimore.
Berdasarkan catatan Bisnis, insiden ini juga berisiko menghentikan ekspor batu bara dari pelabuhan Baltimore selama enam pekan ke depan. Kepala eksekutif Xcoal Energy & Resources LLC Ernie Thrasher berpendapat bahwa gangguan ini menahan pengangkutan hingga 2,5 juta ton batu bara.
Baltimore mengirimkan kurang dari 2% dari batu bara yang diangkut melalui laut secara global. Hal ini kemudian hanya berdampak kecil pada harga global, namun dampak akan dirasa oleh India.
Hal tersebut lantaran batu bara yang bergerak keluar dari Baltimore mencakup banyak batu bara termal ke India yang digunakan untuk pembangkit listrik. India mengimpor sekitar 238 juta ton bahan bakar pada tahun fiskal terakhir, di mana sekitar 6% di antaranya dikapalkan dari AS.
Berdasarkan catatan penelitian dari perusahaan analisis Energy Aspects, Baltimore menyumbang sekitar 12 juta ton dari impor tersebut.