Bisnis.com, JAKARTA — PT Pamapersada Nusantara (PAMA) menyebut masih mengandalkan pelanggan lama seiring adanya rencana produksi batu bara di level 900 juta ton dalam 3 tahun mendatang dari pemerintah.
Security & External Relations Department Head Pamapersada Nusantara, Gunawan Setiadi mengatakan para pelanggan yang sudah ada atau existing client berpotensi untuk menambah kapasitas produksinya.
Hal ini lantaran kontraktur pada umumnya juga dilibatkan saat pelanggan melakukan penambahan lokasi tambang batu bara. Di satu sisi, dia tidak menutup kemungkinan akan bertambahnya kontrak baru.
Sejauh ini Pamapersada memiliki lebih dari 14 site project yang diantaranya termasuk PT Berau Coal, PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, dan Banpu Group.
“[Pelanggan] kami masih yang existing hanya menambah produksi saja. Jadi, tergantung kebutuhan customer karena dia ingin meningkatkan target, kami sebagai kontraktor yang penuhi penambahan kebutuhan mereka,” katanya dalam media visit di kantor Bisnis Indonesia, Rabu (27/3/2024).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya telah menyetujui 587 permohonan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) pada sektor batu bara.
Baca Juga
Dari jumlah tersebut ditargetkan total tonase batu bara untuk tahun 2024 adalah sebesar 922,14 juta ton, tahun 2025 sebesar 917,16 juta ton, dan untuk tahun 2026 sebesar 902,97 juta ton
Adapun, realisasi produksi batu bara nasional sepanjang 2023 mencapai 775 juta ton. Jumlah ini melebihi target produksi pada 2023 yang dipatok sebesar 695 juta ton dan merupakan rekor tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.
Sementara menurut data perseroan, entitas PT United Tractors Tbk. (UNTR) tersebut telah memproduksi hingga 128,9 juta tonase batu bara sepanjang 2023, naik 11,12% dari 116 juta tonnase dibandingkan 2022.