Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China: Kinerja Manufaktur Melaju

Pertumbuhan ekonomi China dari sisi manufaktur dilaporkan melonjak.
Mata uang Yuan China. Dok. Freepik
Mata uang Yuan China. Dok. Freepik

Bisnis.comJAKARTA - Pertumbuhan ekonomi China dilaporkan bervariasi. Kinerja manufaktur dan investasi di awal tahun telah menguat. Meski demikian konsumsi masih mencatatkan kemajuan yang lebih lambat. 

Biro Statistik Nasional (NBS) China pada Senin (18/3/2024) menuturkan bahwa kinerja manufaktur meningkat 7% pada Januari-Februari 2024 dari periode tahun sebelumnya. 

Dari sisi investasi, terjadi lonjakan lebih tinggi dari perkiraan menjadi 4,2%. Penjualan ritel juga menguat 5,5%, sejalan dengan proyeksi. 

“Perekonomian menjadi stabil dengan bantuan stimulus sisi penawaran dan beberapa perbaikan dalam permintaan ekspor,” jelas ekonom di China Raya di Societe Generale SA, Michelle Lam, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (18/3).

Meski demikian, permintaan konsumen dinilai masih menjadi titik lemah ekonomi China.

Data industri dan investasi yang kuat menambah bukti akan adanya momentum lebih bagi ekonomi terbesar kedua di dunia. Kebangkitan ekonomi ini juga disebut sebagai efek  kebijakan stimulus sejak akhir tahun lalu.

Kini, China perlu untuk mempertahankan momentum mencapai target pertumbuhan 5% pada 2024, sama seperti tahun sebelumnya. Namun, target kali ini akan lebih sulit karena basis perbandingan yang kurang menguntungkan. 

Pihak NBS juga mengatakan bahwa perekonomian terus pulih dan membalik pada Januari-Februari 2024 dengan diberlakukannya berbagai kebijakan.

“Namun kita juga perlu melihat bahwa kondisi eksternal semakin kompleks, suram dan tidak menentu, serta permasalahan kurangnya permintaan dalam negeri masih tetap ada. Landasan bagi pemulihan perekonomian perlu lebih diperkuat,” terangnya.

Investasi dalam pengembangan properti menurun sebesar 9%, tetap menjadi beban besar bagi perekonomian. Kepercayaan konsumen dan dunia usaha juga masih terhambat oleh ketidakpastian perkiraan pendapatan.

Sementara itu, kapasitas manufaktur yang berlebihan terus meningkat, memicu ketegangan dengan mitra dagang dan menimbulkan ketidakpastian dalam prospek ekspor.

Meskipun harga konsumen naik pada Februari 2024 untuk pertama kalinya dalam lima bulan, kenaikan ini sebagian besar didorong oleh pembelanjaan selama liburan Tahun Baru Imlek dan kemungkinan bersifat sementara.

Stimulus Pemerintah China

China juga telah meningkatkan paket fiskalnya seperti memulai program penjualan obligasi negara khusus jangka panjang pada 2024 dan tahun-tahun mendatang. 

Pemerintah juga menyempurnakan rencana untuk meningkatkan peralatan industri dan belanja rumah tangga pada barang-barang konsumsi. Mereka juga berjanji untuk mendanai program yang mungkin bernilai ratusan miliar yuan dengan uang anggaran. 

Tak hanya itu, bank sentral Negeri Tirai Bambu juga mempertahankan sikap kebijakan moneter yang longgar. Gubernur Pan Gongsheng menunjukkan kesiapan untuk menyuntikkan lebih banyak likuiditas untuk mendukung pertumbuhan saat diperlukan.

Namun, peningkatan belanja pemerintah dalam neraca akan diimbangi dengan kampanye terpisah untuk mengendalikan risiko utang daerah. Ruang Lingkup PBOC juga terbatas untuk menurunkan suku bunga, karena kesenjangan imbal hasil yang besar dengan Amerika Serikat (AS) dan margin keuntungan yang rendah di bank-bank China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper