Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, impor komoditas kurma meningkat pada Februari 2024, baik secara nilai maupun volume.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar menyampaikan, nilai impor kurma pada Februari 2024 tercatat sebesar US$17,18 juta atau naik US$3,52 juta dibandingkan Januari 2024.
“Secara volume, impor kurma pada Februari 2024 tercatat sebanyak 11,24 ribu ton, meningkat 3,81 ribu ton atau 51,28% dibandingkan bulan sebelumnya,” ungkap Amalia dalam Rilis BPS, Jumat (15/3/2024).
Menurut negara asalnya, impor kurma utamanya berasal dari Tunisia dengan total nilai mencapai US$29,66 miliar sepanjang Januari-Februari 2024.
Mesir menempati posisi kedua sebagai negara asal utama impor kurma ke Indonesia, diikuti Iran dan Arab Saudi. Namun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, impor kurma Januari-Februari 2024 masih relatif lebih rendah.
"Tapi memang kalau kita bandingkan dengan periode Januari-Februari tahun sebelumnya, impor kurma Januari-Februari 2024 masih relatif lebih rendah dibanding tahun sebelumnya," ujar Amalia.
Baca Juga
Tercatat pada Januari 2023, impor kurma mencapai 13,23 ribu ton dengan nilai US$22,52 juta. Kemudian pada Februari 2023, impor kurma tercatat sebesar 12,79 ribu ton dengan nilai US$19,34 juta.
Sementara, pada Januari 2024, impor kurma hanya tercatat sebanyak 7,43 ribu ton dengan nilai impor US$13,66 juta. Kemudian di Februari 2024, volume impor melonjak naik sebesar 51,28% secara bulanan menjadi 11,24 ribu ton. Secara nilai, impor kurma juga meningkat sebesar 25,77% mtm menjadi US$17,18 juta.