Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) optimistis tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk minuman olahan berpotensi meningkat pada momentum Ramadan 2024.
Ketua Umum Asrim Triyono Prijosoesilo mengatakan momentum Ramadan berkontribusi signifikan hingga 34% dari total volume penjualan per tahun. Peningkatan permintaan mulai terjadi awal Maret 2024.
"Ada peningkatan penjualan di awal-awal bulan ini, dan mudah-mudahan ini terus berlangsung sampai dengan nanti lebaran," kata Triyono dalam Konferensi Pers Kinerja Industri Minuman Tahun 2023, Rabu (13/3/2024).
Triyono belum memberikan angka spesifik proyeksi pertumbuhan kinerja minuman ringan pada Ramadan tahun ini. Namun, dia memastikan konsumsi masyarakat mulai bergeliat adanya peningkatan konsumsi.
Menurut dia, tahun ini merupakan waktu yang tepat bagi industri minuman ringan untuk rebound dari keterpurukan Covid-19 yang membuat penjualan turun hingga 40-50%.
Untuk menarik konsumsi masyarakat, Asrim akan mengerahkan sejumlah strategi seperti meningkatkan keterjangkauan produk, produksi minuman rendah kalori, kemasan ramah lingkungan hingga ketersediaan pasokan.
Baca Juga
"Kami mendukung pemerintah yang sudah mencoba melakukan perbaikan infrastruktur karena itu bagi kami dapat memudahkan pengiriman produk sehingga menjadikan modal kami lebih efektif," tuturnya.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin, Merrijantji Punguan Pintaria memastikan momentum Ramadan cukup potensial untuk mendongkrak kinerja industri makanan dan minuman kemasan.
"Harapan kita bisa menggelian mengembalikan kondisi pemulihan yang lebih baik lagi. Pertumbuhan dibanding tahun lalu 5% dibanding tahun lalu," pungkasnya.
Secara keseluruhan, kinerja industri minuman ringan mengalami pertumbuhan sebesar 3,1% dari 2022 hingga 2023, tetapi di luar penjualan air mineral dalam kemasan, industri minuman mengalami pertumbuhan negatif 2,6%. Industri minuman ringan diproyeksi akan tumbuh 4-5%.