Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tengah diburu target dapat menurunkan harga beras sebelum Ramadan tahun ini jatuh pada Selasa (12/2/2024).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran berjanji harga beras berangsur turun pada Maret 2024 seiring berlangsungnya masa panen raya di sejumlah sentra produksi.
“Maret harga beras pasti turun. Aku pastikan turun. Kalau ada yang bilang beras mahal hari ini sudah turun, aku pastikan turun,” kata Amran dalam keterangan resmi, Minggu (10/3/2024).
Di sisi lain, Amran meminta masyarakat tidak perlu khawatir lantaran stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan hingga Lebaran.
Pasalnya, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), panen raya akan berlangsung pada Februari hingga Maret 2024 sehingga kebutuhan beras pada Maret, April, dan Mei 2024 dipastikan aman.
Amran menuturkan, pertanaman 1 juta hektare harus disiapkan dari sekarang untuk mengamankan pasokan beras nasional 3 bulan kedepan.
“Kita harus menanam minimal 1 juta hektare per bulan, kalau 1 juta hektare per bulan berarti produksinya bisa 3 juta sampai 3,5 juta ton, sedangkan kebutuhan kita hanya 2,5 juta ton. Artinya, beras kita surplus,” jelas Amran.
Merujuk data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sabtu (9/3/2024) pukul 13.33 WIB, harga beras baik medium maupun premium, masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium dan Rp13.900-Rp14.800 per kilogram untuk beras premium.
Tercatat harga beras premium naik tipis sebesar 0,30% menjadi Rp16.460 per kilogram. Harga beras premium tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar Rp25.000 per kilogram, sedangkan terendah di Sumatra Selatan Rp14.630 per kilogram.
Harga beras medium tidak mengalami perubahan alias masih berada di level Rp14.350 per kilogram, dengan harga tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar Rp20.000 per kilogram dan terendah di Jambi sebesar Rp12.490 per kilogram.