Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor China Bidik Produksi Ban dan Pengolahan Karet

Asosiasi mengungkapkan salah satu rencana investasi asal China bakal mengalir ke sektor industri ban dan karet.
Ilustrasi produk ban/Istimewa
Ilustrasi produk ban/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA- Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) mengungkap potensi investasi dari China untuk berinvestasi di sektor pengolahan karet terbilang jumbo. 

Wakil Direktur Eksekutif Gapkindo Uhendi Haris mengatakan investasi baru di industri karet cukup dinantikan di tengah pelemahan produksi crumb rubber. 

Pasalnya, utilisasi kapasitas produksi terpasang 2023 merosot tajam ke level 40,2% dari sebelumnya 47% pada 2022.

"Paling tidak, ada peluang peningkatan konsumsi karet alam domestik dan lebih lanjut mengurangi ketergantungan terhadap pasar ekspor," kata Uhendi kepada Bisnis, Jumat (8/3/2024). 

Potensi pasar dalam negeri menjadi harapan bagi industri yang saat ini tertekan oleh permintaan ekspor yang semakin merosot. 

Ekspor karet alam turun dari 2,08 juta ton pada 2022 menjadi 1,76 juta ton hingga akhir tahun 2023. Dari segi nilai ekspor karet alam diproyeksi mencapai US$2,51 miliar pada 2023 atau turun dari nilai ekspor pada 2017 lalu sebesar US$5,58 miliar.

Hal ini disebabkan harga karet yang fluktuatif, cenderung melemah. Pada 2011, harga karet cukup fantastik dengan rata-rata US$4,5 per kilogram (kg) sehingga pendapatan industri dapat mencapai US$11,5 miliar. Sementara saat ini, harga karet di kisaran US$1,2 per kg. 

"Dalam hal ini investasi, berharap terjadi perbaikan harga karet di pasar global," ujarnya. 

Untuk diketahui, investor dari China mengeksplorasi potensi kerja sama dengan pengusaha lokal. Salah satu rencana investasinya yaitu di sektor karet dan ban Indonesia. 

Adapun, minat investasi ini diungkap delegasi bisnis dari Shandong, China yang datang dalam konferensi bersama Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi hari ini, Rabu (6/3/2024). 

Staf Khusus Bidang Infrastruktur dan Teknologi Kemenko Marves, Jona Widhagdo Putri mengatakan kerja sama dengan Shandong dapat membawa manfaat untuk Indonesia di bidang perikanan, rumput laut, industri berat dan lainnya. 

"Pertemuan konferensi bisnis China (Shandong) - Indonesia ini merupakan salah satu upaya penting mendorong peningkatan kerja sama dagang dan investasi dua arah kedua negara," kata Jona dalam keterangan resminya, Selasa (6/3/2024). 

Meskipun belum ada rencana investasi yang konkret, Jona menuturkan, delegasi dari Shandong juga tertarik untuk mengeksplorasi peluang investasi di sektor karet dan ban di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper