Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo: RI Tak Perlu Hotel BUMN, Swasta Bisa Lebih Dominan

Capres Prabowo Subianto menilai Indonesia tidak membutuhkan hotel milik negara alias hotel BUMN.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan paparan saat Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa (5/3/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan paparan saat Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa (5/3/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden (capres) Prabowo Subianto menilai Indonesia tidak membutuhkan hotel milik negara alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Prabowo yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) ini pun meminta masukan kepada Menteri BUMN, Erick Thohir terkait pendapatnya tersebut.

“Menurut saya, kami tidak membutuhkan hotel milik negara. Saya katakan, bagaimana menurut Anda, Pak Erick? Tapi saya meminta saran Anda,” kata Prabowo dalam Mandiri Investment Forum (MIF) di Hotel Fairmont, Selasa (5/3/2024).

Prabowo menyebut, pihaknya sangat terbuka kepada semua pihak yang tertarik menjalankan bisnis dan berinvestasi di Indonesia.

Dia mengungkapkan, pemerintah di 1950-an harus berperan besar dalam mengembangkan pariwisata dalam negeri. Kendati begitu, sudah saatnya sektor swasta mendapat ruang yang lebih besar untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia jika memungkinkan.

"Saya tidak mengerti mengapa kita perlu hadir di setiap sektor perekonomian. Maksud saya, menurut saya pariwisata di tahun 1950-an pemerintah harus mengambil peran sebagai pionir, tapi sekarang menurut saya kita harus membiarkan sektor swasta menjadi semakin dominan. Jika memungkinkan," ujarnya.

Sementara itu, dia menilai negara dapat menyusun regulasi dan melakukan pengawasan. Negara juga harus mengambil keputusan yang strategis di sektor strategis. 

“Kalau tidak ada alasan strategis yang nyata mungkin kita harus benar-benar punya program rasionalisasi dan privatisasi BUMN,” ujarnya. 

Untuk diketahui, Kementerian BUMN sebelumnya melaksanakan merger dua perusahaan pengelola hotel milik negara yaitu Hotel Indonesia Internasional yang memiliki Hotel Indonesia, Hotel Ambarukmo, Samudera Beach, Grand Bali, Putri Bali dan beberapa hotel lainnya dan PT Natour yang mengelola hotel nasionalisasi aset Belanda menjadi PT Hotel Indonesia Natour.

Melansir darilaman resminya, PT Hotel Indonesia Natour memiliki jaringan 14 hotel di berbagai kota di Jawa, Bali, dan Sumatera yaitu Inaya Putri Bali, Grand Inna Kuta, Grand Inna Bali Beach, Inna Bali Beach Garden, Inna Bali Beach Resort, Inna Sindu Beach, Inna Bali Heritage, Grand Inna Malioboro, Grand Inna Tunjungan, Grand Inna Samudera Beach, Grand Inna Medan, Grand Inna Padang, Inna Prapat, dan Inna Tretes. 

Adapun, tahun 2020 merupakan milestone dan tonggak baru perjalanan PT Hotel Indonesia Natour. Sejalan dengan program transformasi untuk mengkonsolidasikan bisnis hotel-hotel BUMN, PT Hotel Indonesia Natour mengembangkan anak perusahaan PT Hotel Indonesia Group serta menjadi bagian holding PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau Injourney yang merupakan ekosistem pariwisata Indonesia.

Anak perusahaan, PT Hotel Indonesia Group merupakan hotel operatorship yang akan mengembangkan jaringan hotel domestik terbesar berstandar internasional yang mengusung layanan dengan keramahtamahan dan kearifan lokal Indonesia dan akan mengelola 122 hotel milik BUMN dan swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper