Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan perlunya menciptakan peluang baru untuk meningkatkan interaksi antarpelaku usaha dan perdagangan, termasuk di sektor halal.
Penyebabnya, orang nomor satu di Indonesia itu menyoroti adanya penurunan nilai perdagangan antara Indonesia-Selandia Baru yang mencapai 18% pada 2023.
Hal ini disampaikannya saat bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, di Hotel Park Hyatt, Melbourne, Australia, Selasa (5/2/2024).
“Saya yakin hal ini akan mendorong peningkatan perdagangan dan kerja sama ekonomi kedua negara,” ujarnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (5/3/2024).
Sebelumnya, saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Selandia Baru, Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin juga melakukan pertemuan bilateral dengan Christopher Luxon di Speaker's Lounge New Zealand Parliament Buildings, Selasa (27/2/2024).
Dalam pertemuan tersebut, orang nomor dua di Indonesia itu juga mendorong usulan untuk meningkatkan kerja sama Indonesia-Selandia Baru, termasuk dalam bidang industri halal.
Baca Juga
Apalagi, Wapres Ke-13 RI itu menyoroti penurunan neraca perdagangan Indonesia dan Selandia Baru, dari US$2.128,7 juta pada 2022 menjadi US$1.728 juta pada 2023 atau mengalami penurunan sebesar 18,82%.
"Untuk itu, kedua negara harus terus mencari peluang untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan, termasuk kerja sama jaminan produk halal,” pintanya.
Mengenai kerja sama di sektor halal, Ma’ruf menyatakan bahwa dia akan mengeksplorasi potensi kerja sama dengan pengusaha halal di Selandia Baru.
Untuk diketahui, sektor industri halal berpotensi memberikan kontribusi hingga US$5 miliar per tahun bagi produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Hal ini sejalan dengan nilai ekonomi industri halal global yang terus meningkat.
Pada 2025, pembelanjaan masyarakat global di sektor halal diperkirakan akan mencapai US$3 triliun. Bahkan, nilai tersebut diprediksi akan terus meningkat hingga US$5 triliun pada 2030.
Ma’ruf pun menekankan lantaran pemerintah melihat makin tingginya minat pada pasar industri halal ini, maka Indonesia ingin menjadi pelaku utama dalam industri halal global.
“Indonesia telah mengadopsi sebuah visi untuk menjadi pusat industri halal terkemuka dunia. Upaya pencapaian visi tersebut memerlukan kerja sama yang erat, tidak hanya di antara pemangku kepentingan di Indonesia, tetapi juga dengan negara mitra, termasuk dengan Selandia Baru,” urainya.
Lebih lanjut Wapres asal Tangerang itu menuturkan, Pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan kemitraan dengan pelaku industri halal di Selandia Baru.
Peningkatan kemitraan ini dilakukan dalam bentuk pengembangan sumber daya manusia (SDM), pengembangan produk, dan kesepakatan atas pengakuan kehalalan.
“Pemerintah Indonesia terus mendorong kerja sama pertukaran pengetahuan, pengembangan produk bersama, serta kerja sama saling pengakuan dan keberterimaan,” tandas Ma’ruf.