Cara Menghitung Cicilan KPR Sebelum Kredit Rumah, Simak!

Bisnis.com, JAKARTA - Banyak cara untuk mewujudkan mimpi memiliki hunian idaman. Salah satunya, melalui pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sebelum mengajukan KPR, calon kreditur perlu untuk mengetahui hitungan dasar dan skema cicilan KPR. Di bawah ini cara menghitung cicilan KPR rumah selengkapnya.

Umumnya, perbankan dalam negeri menyediakan dua jenis KPR yakni floating dan fixed rate. Mengutip laman resmi ojk.go.id, suku bunga mengambang atau suku bunga floating adalah suku bunga yang selalu berubah mengikuti suku bunga di pasaran.

Sehingga, jika suku bunga di pasaran naik, maka suku bunga cicilan KPR juga ikut naik dan begitupun sebaliknya.

Sementara itu, suku bunga tetap atau fixed adalah suku bunga yang bersifat tetap sampai jangka waktu yang telah ditetapkan atau selama tenor berlangsung. Lantas, bagaimana cara menghitung cicilan KPR rumah?

Cara Menghitung Cicilan KPR Secara Manual Jenis Bunga Floating dan Fixed

Cara Menghitung Cicilan KPR Suku Bunga Fixed

Suku bunga fixed cocok dipilih bagi Anda yang hendak memiliki kepastian angsuran jangka panjang. Pasalnya, jumlah bunga yang akan dibayarkan tidak akan berubah hingga jatuh tempo pinjaman berakhir.

Perhitungan bunga fixed juga sangat dipahami. Kuncinya, Anda hanya perlu mengetahui berapa bunga KPR yang ditawarkan oleh bank.

Sebagai contoh, bila bunga KPR yang ditawarkan bank yakni 10% per tahun dan Anda akan mengambil rumah dengan harga Rp500 juta dan memilih tenor 10 tahun, berikut simulasi perhitungannya.

Pertama, Anda perlu menghitung terlebih dahulu berapa cicilan pokok yang harus Anda bayarkan setiap bulan. Rumusnya yakni Pinjaman/ tenor dalam bulan.

Cicilan Pokok: Rp500.000.000/120 = Rp4.166.666

Langkah kedua, hitunglah cicilan bunga per bulan dengan rumus Pinjaman X Bunga tetap (%) X Tenor dalam tahun / Tenor dalam bulan.

Cicilan bunga per bulan: Rp500.000.000 x 10% x 10 / 120 = Rp4.166.666.

Dengan demikian, total cicilan KPR per bulan yang perlu dibayar meliputi pokok dan bunga sebesar Rp8.333.333.

Cara Menghitung Cicilan KPR Floating Rate

Pada dasarnya, rumus dasar yang digunakan tidak jauh berbeda dengan rumus menghitung cicilan KPR fixed rate. Hanya saja, KPR floating sewaktu-waktu dapat berubah karena fluktuasi suku bunga.

Oleh karena itu, bila Anda mengambil jenis KPR floating rate, maka perhitungan cicilan KPR harus dilakukan secara berkala apabila suku bunga pasar mengalami kenaikan.

Sebagai simulasi, bila Anda mengambil KPR senilai Rp500 juta dengan biaya bunga sebesar 10% selama satu tahun awal dengan tenor 10 tahun. Maka, sama seperti pada contoh fixed rate, di tahun pertama cicilan yang Anda harus bayarkan setiap bulan yakni Rp8,33 juta.

Kemudian, bila di tahun berikutnya bunga Anda dikenakan bunga fluktuatif naik menjadi 11%, maka yang perlu dihitung hanyalah cicilan suku bunga saja, kemudian dijumlah dengan cicilan pokok yang tak berubah.

Cicilan bunga: Rp500.000.000 x 11% x 10 / 120 = Rp4.583.333

Dengan demikian, cicilan baru yang harus dibayarkan usai fluktuasi bunga yakni Rp4.166.666 + Rp4.583.333 = Rp8.749.999

Itulah rumus dasar cara menghitung KPR yang perlu Anda ketahui sebelum mengajukan permohonan ke bank. Pastikan untuk mempertimbangkan tanggungan cicilan dengan pemasukan bulanan Anda.

Setelah mengetahui cara menghitung cicilan KPR, berikut beberapa tips untuk Anda yang hendak membeli rumah KPR.

Tips Sebelum Membeli Rumah KPR

1. Identifikasi Kebutuhan: Tentukan jenis rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Anda, termasuk ukuran, lokasi, fasilitas, dan budget yang tersedia.
2. Tentukan Anggaran yang Sesuai: Perhitungkan dengan cermat anggaran Anda untuk memastikan kelayakan dalam membayar cicilan KPR tanpa mengganggu keuangan Anda.
3. Lokasi yang Strategis: Pilih lokasi rumah yang memiliki aksesibilitas baik ke fasilitas umum, tempat kerja, pusat perbelanjaan, dan area pendidikan.
4. Pertimbangkan Rencana Jangka Panjang: Pikirkan masa depan Anda, termasuk pertumbuhan keluarga dan rencana karier, sehingga rumah yang Anda beli sesuai dengan kebutuhan jangka panjang.
5. Periksa Legalitas: Pastikan legalitas tanah dan bangunan rumah yang akan Anda beli sudah jelas dan tidak ada masalah hukum yang terkait.
6. Bandingkan Developer: Teliti reputasi dan kualitas developer serta proyek-proyek sebelumnya untuk memastikan Anda membeli rumah dari developer yang terpercaya.
7. Tabungan: Mulailah memiliki tabungan yang cukup untuk membayar uang muka dan biaya lainnya yang terkait dengan kepemilikan rumah.
8. Survei Rumah: Lakukan survei menyeluruh terhadap kondisi rumah yang akan Anda beli untuk memastikan tidak ada masalah struktural atau kebocoran yang serius.
9. Simulasi KPR: Lakukan simulasi cicilan KPR untuk memastikan Anda mampu membayar cicilan dengan lancar setiap bulannya.
10. Konsultasi dengan Ahli: Jika perlu, konsultasikan rencana Anda dengan ahli keuangan atau agen properti untuk mendapatkan saran yang lebih mendalam.

Dengan memperhatikan tips-tips di atas, Anda akan dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum membeli rumah dengan KPR, sehingga proses pembelian dan kepemilikan rumah dapat berjalan lancar dan sesuai dengan kebutuhan Anda.