Bisnis.com, JAKARTA – Meta Platforms, induk usaha Facebook dan Instagram, membentuk tim penanganan disinformasi dan penyalahgunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menjelang pemilihan umum Parlemen Eropa.
Mengutip Reuters, Senin (26/2/2024), pesatnya perkembangan AI dalam memproduksi berbagai konten baik dalam bentuk teks, gambar, maupun video dalam waktu singkat memicu ketakutan terhadap penyalahgunaan teknologi ini.
Perwakilan Meta di Uni Eropa Marco Pancini mengatakan perusahaan bakal mengaktifkan Elections Operations Center untuk mengidentifikasi ancaman serta melakukan mitigasi secara real time.
“Menjelang pemilihan, kami akan mengaktifkan Elections Operations Center untuk mengidentifikasi ancaman serta melakukan mitigasi secara real time,” kata Pancini, dikutip Senin (26/2/2024).
Sejumlah ahli lain mulai dari perusahaan AI, data science, permesinan, peneliti, kebijakan, hingga tim legal bakal bekerja sama menangani konten disinformasi dan konten hasil penyalahgunaan AI.
Meta juga menambah 3 mitra organisasi cek fakta yang berasal dari Bulgaria, Prancis, dan Slovakia. Sebelumnya, platform Mark Zuckerberg itu bekerja sama dengan 26 organisasi cek fakta.
Baca Juga
Selain itu, Microsoft, OpenAI, dan 17 perusahaan teknologi lainnya menjalin kerja sama menyetujui kerja sama dengan Meta.
Kerja sama ini bertujuan mencegah gangguan konten-konten palsu buatan AI jalannya pemilihan umum di berbagai negara yang berlangsung sepanjang tahun ini.
Mengutip situs resmi Meta, lebih dari 68 juta konten di UE via Facebook dan Instagram telah diberi label pengecekan fakta. Sebanyak 95% pengguna dilaporkan tidak mengakses konten dengan label tersebut.
Sejak 2016, Meta menginvestasikan lebih dari US$20 miliar untuk keselamatan, keamanan, dan meningkatkan jumlah tim global hingga 4 kali lipat menjadi sekitar 40.000 orang.
Jumlah ini mencakup 15.000 peninjau konten di Facebook, Instagram, dan Threads dalam lebih dari 70 bahasa — termasuk 24 bahasa resmi Uni Eropa.