Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melesat! Perjalanan dan Belanja Masyarakat China saat Imlek Lampaui Level Pra-Covid

Pemerintah China mencatat sekitar 474 juta  perjalanan dilakukan di seluruh negeri selama libur Imlek mulai 10 Februari hingga 17 Februari 2024.
Penumpang menunggu untuk naik kereta di Stasiun Kereta Api Hongqiao Shanghai selama Festival Musim Semi tahunan menjelang Tahun Baru Imlek, saat wabah Covid-19 berlanjut, di Shanghai, China 18 Januari 2023. REUTERS/Aly Song / File Foto
Penumpang menunggu untuk naik kereta di Stasiun Kereta Api Hongqiao Shanghai selama Festival Musim Semi tahunan menjelang Tahun Baru Imlek, saat wabah Covid-19 berlanjut, di Shanghai, China 18 Januari 2023. REUTERS/Aly Song / File Foto

Bisnis.com, JAKARTA – Perjalanan dan belanja masyarakat China selama liburan Tahun Baru Imlek melebihi tingkat sebelum pandemi Covid-19. Hal ini menjadi tanda bahwa konsumsi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut tengah membaik.

Melansir dari Bloomberg, Senin (19/2/2024), pemerintah China mencatat sekitar 474 juta  perjalanan dilakukan di seluruh negeri selama festival tersebut, mulai pada 10 Februari hingga 17 Februari 2024. 

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China melaporkan jumlah perjalanan tersebut naik 19% dibandingkan periode serupa pada 2019. Sementara total pengeluaran pariwisata untuk liburan ini naik hampir 8% dibandingkan 2019, menjadi 633 miliar yuan (US$88 miliar).

Perekonomian China saat ini dalam perjalanan mencari momentum tumbuh karena aktivitasnya ditantang oleh kemerosotan properti, lemahnya kepercayaan diri, dan tekanan deflasi yang terus-menerus. Sebagai hari libur terpenting di negara ini, Tahun Baru Imlek merupakan barometer utama untuk mengukur konsumsi.

Salah satu perjalanan yang melonjak, yakni mobilitas masyarakat menggunakan kereta api. Sepanjang 10-17 Februari, terdapat 99,5 juta perjalanan kereta api atau 36% lebih tinggi dibandingkan periode serupa pada 2019, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan data Kementerian Transportasi dan Kereta Api China.

Kepala Ekonom Goldman Sachs Inc. China, Hui Shan, mengutip data pariwisata tahun baru setempat, menekankan bahwa angka-angka tersebut menjadi barometer yang kuat bahwa ekonomi China tumbuh. 

 “Ini merupakan tanda yang menggembirakan bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga riil dapat mencapai 6% tahun ini,” ujarnya. 

Data tersebut kemungkinan akan diawasi dengan ketat oleh investor karena pasar dibuka kembali pada minggu ini setelah penutupan yang panjang untuk liburan, yang satu hari lebih lama dari biasanya. Saham-saham China yang dicatatkan di bursa luar negeri di Hong Kong dan di Nasdaq Golden Dragon China Index telah menguat dalam beberapa hari terakhir, menggarisbawahi ruang bagi saham-saham dalam negeri untuk mengejar ketinggalan.

Angka perjalanan dan pengeluaran yang diterbitkan pada hari Minggu juga melampaui angka yang tercatat pada 2023. Perjalanan domestik meningkat 34% dan pengeluaran meningkat 47% tahun-ke-tahun. 

Sementara menurut laporan di CAAC News, surat kabar Administrasi Penerbangan Sipil China, sekitar 18 juta perjalanan penumpang dilakukan melalui udara selama liburan, dengan rata-rata jumlah perjalanan harian mencapai rekor tertinggi yaitu 2,25 juta. 

Penjualan tiket bioskop juga meningkat hingga mencapai lebih dari 8 miliar yuan – rekor tertinggi untuk periode liburan, mengutip data dari China Film Administration. Data sebelumnya dari Xinhua dan Maoyan Entertainment menunjukkan awal pendapatan bioskop yang agak suram. Namun, lonjakan tahun ini juga mencerminkan bahwa hari libur resmi lebih panjang dibandingkan tahun lalu.

Meskipun data liburan menunjukkan beberapa perbaikan dalam konsumsi, para ekonom telah memperingatkan bahwa belanja perjalanan tidak sepenuhnya mengimbangi melemahnya penjualan barang-barang tahan lama. Penjualan mobil penumpang turun 26% pada Januari dibandingkan Desember, menurut Asosiasi Produsen Mobil China.

Investor mungkin juga menantikan stimulus tambahan dan pelonggaran kebijakan China untuk mendukung perekonomian tahun ini.

Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC), pada hari Minggu menahan suku bunga kebijakan utama karena para pejabat mencoba menyeimbangkan pilihan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan kekhawatiran mengenai depresiasi yuan.

Ruang untuk mengambil tindakan menjadi lebih terbatas mengingat adanya perbedaan kebijakan dengan Federal Reserve atau The Fed. Data inflasi AS yang dipublikasikan minggu lalu tampaknya mendorong kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed hingga akhir tahun ini.

Bank-bank China berpotensi akan memangkas suku bunga pinjaman mereka minggu ini, lapor Financial News yang didukung PBOC pada hari Minggu. Ada kemungkinan yang lebih tinggi untuk memotong Suku Bunga Dasar Pinjaman (Loan Prime Rate) lima tahun, yang merupakan suku bunga referensi untuk hipotek, menurut surat kabar tersebut, yang mengutip pelaku pasar yang tidak diidentifikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper