Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai rencana Prabowo Subianto, calon presiden (capres) 2024-2029, dalam memangkas subsidi BBM untuk makan siang gratis tidaklah tepat.
Idealnya, menurut Bhima, pemangkasan subsidi energi untuk mendorong masyarakat beralih ke energi yang lebih bersih dengan harga terjangkau dan penambahan armada transportasi publik.
“Jadi kalau pemangkasan anggaran subsidi energi untuk makan siang gratis, itu kurang tepat ya,” ujarnya, Jumat (16/2/2024).
Bhima mengkhawatirkan pemangkasan subsidi energi justru akan memicu lonjakan inflasi khususnya kenaikan harga bahan pangan.
Di sisi lain, keputusan ini akan memberikan dampak langsung terhadap kenaikan angka kemiskinan dan tekanan daya beli masyarakat yang masih butuh subsidi energi.
Untuk itu, Bhima berpandangan bahwa Prabowo perlu hati-hati dalam mengambil kebijakan yang menyangkut hidup masyarakat banyak. Lebih baik lagi, kebijakan tersebut perlu dikaji lebih dalam.
Baca Juga
Meski dipandang tidak tepat sasaran, Bhima menilai setidaknya subsidi ini mampu mendorong pengeluaran dari kalangan menengah yang kerap tidak mendapat perhatian pemerintah.
“Kalaupun subsidi energi saat ini dinikmati kelas menengah misalnya, itu pun ada implikasinya ke tekanan pengeluaran transportasi kelompok menengah,” lanjut Bhima.
Masalah klasik terkait tidak tepatnya subsidi BBM ini, Bhima meminta pemerintah untuk lebih tegas dalam pengawasan, terutama terhadap kebocoran penggunaan solar.
Kerap ditemui solar justru dinikmati oleh industri, pertambangan, bahkan usaha berskala besar, bukan masyarakat kelas bawah.
“Bukan kemudian dialihkan ke makan siang gratis, nggak nyambung dengan energi dan transportasi, nggak nyambung yang ditawarkan tim Prabowo,” jelasnya.
Dalam wawancara bersama Bloomberg Television, Kamis (15/2/2024), Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, mengungkapkan rencana realisasi program makan siang gratis senilai Rp400 triliun akan berasal dari dua sumber dana.
Pertama, dari ekstensifikasi pajak. Kedua, melalui pemangkasan anggaran subsidi yang tidak tepat, yakni subsidi energi.
“Kami akan membiayai program ini [makan siang gratis] dengan memangkas subsidi yang tidak dibutuhkan,” tuturnya.
Dalam dokumen Visi, Misi, dan Program milik Prabowo-Gibran, tercatat terdapat 8 Program Hasil Terbaik Cepat yang dikawal langsung oleh Presiden dan Wakil Presiden dalam 5 tahun ke depan. Makan siang gratis menjadi program paling pertama.
Prabowo bersama Gibran akan memberi makan siang dan susu gratis mulai dari siswa prasekolah hingga SMA, termasuk pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil.
Menurunya, kebijakan ini dapat menurunkan stunting yang menjadi masalah konkret dan mendesak yang harus segera ditangani secara langsung dan massal oleh pemerintah untuk memastikan tercapainya kualitas SDM dan kualitas hidup yang baik.
Sebagai catatan, program ini akan berlangsung secara bertahap dan menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada 2029.