Bisnis.com, JAKARTA – Calon presiden (capres) Prabowo Subianto berencana memangkas anggaran subsidi energi, termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM), untuk memenuhi kebutuhan makan siang gratis senilai Rp400 triliun.
Hal itu akan dirinya lakukan kala resmi menduduki kursi presiden periode 2024-2029. Sebagaimana diketahui, hasil hitung cepat atau Quick Count Pemilu 2024, Prabowo bersama Gibran Rakabuming Raka unggul hampir 60% atau berpotensi menang satu putaran.
“Kami akan membiayai program ini [makan siang gratis] dengan memangkas subsidi yang tidak dibutuhkan,” tutur Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, dikutip dari Bloomberg pada Jumat (16/2/2024).
Eddy menjelaskan pasalnya saat ini 80% subsidi energi yang digelontorkan tidak tepat sasaran, justru masyarkat kelas menengah atas yang menikmati subsidi listrik hingga BBM.
Berdasarkan catatan Bisnis, besaran anggaran makan siang gratis senilai Rp400 triliun. Anggaran tersebut lebih tinggi Rp52,4 triliun jika dibandingkan dengan kebutuhan pembiayaan APBN 2023 untuk subsidi sebesar Rp347,6 triliun.
Sementara bila membandingkan dengan target penerimaan pajak dalam APBN 2024 senilai Rp1.988 triliun, maka anggaran makan siang gratis setara hampir setara 25% dari target penerimaan pajak di akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi.
Baca Juga
Meski demikian, Eddy yakin program ini dapat segera berjalan setelah Prabowo secara resmi menduduki kursi RI 1 pada Oktober 2024.
“[Program makan siang gratis] dapat dijalankan dalam dua hingga tiga bulan [setelah Prabowo menjabat],” lanjtu Eddy.
Menelisik anggaran subsidi energi setiap tahunnya dalam dokumen Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pemerintah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk hal ini.
Untuk 2024, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengalokasikan anggaran senilai Rp189,1 triliun untuk subsidi energi. Secara perinci, alokasi terbesar diberikan untuk subsidi LPG senilai Rp87,45 triliun, kemudian listrik Rp75,83 triliun, dan subsidi jenis bahan bakar tertentu (BBM JBT) senilai Rp25,82 triliun.
Anggaran Subsidi Energi 2024
Anggaran Subsidi Energi 2024 | Rp189,1 triliun |
---|---|
BBM JBT (Solar) | Rp25,82 triliun |
Listrik | Rp75,83 triliun |
LPG Tabung 3 kg | Rp87,45 triliun |
Sumber: APBN 2024
Sebagai catatan, angka tersebut belum termasuk kompensasi energi (BBM dan listrik) yang direncanakan sejumlah Rp329,9 triliun pada 2024.
Untuk nilai subsidi energi pada tahun ini lebih sedikit dari realisasi penyaluran subsidi energi pada tahun anggaran yang lalu, yang mencapai Rp269,59 triliun per 31 Desember 2023.
Sementara bila membandingkan dengan anggaran subsidi energi pada 2022, kala itu alokasi meningkat dari Rp134 triliun menjadi Rp171,9 triliun. Sementara kompensasi energi jebol dari Rp18,5 triliun menjadi Rp379,3 triliun.
Subsidi yang meningkat pada 2022 tersebut akibat kenaikan harga produk BBM (Mean of Plats Singapore) yang berdampak pada peningkatan subsidi minyak tanah, serta kenaikan volume penyaluran JBT dan LPG Tabung 3 Kg.
Tahun | Subsidi | Kompensasi | Total |
---|---|---|---|
2024 | Rp189,1 triliun | Rp140,8 triliun | Rp329,9 triliun |
2023 | Rp269,59 triliun | Rp206,07 triliun | Rp475,66 triliun |
2022 | Rp171,9 triliun | Rp379,3 triliun | Rp551,2 triliun |
Sumber: Kementerian Keuangan, diolah
Sebelumnya, Kementerian Keuangan pun tak menampik bahwa subsidi yang berasal dari uang rakyat ini dinikmati mayoritas kaum menengah atas. Padahal, masyarakat kelas bawah yang menjadi sasaran. Maka dari itu, pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Abdurrahman pada awal tahun lalu menyatakan bahwa dunia usaha menikmati sebesar 89% dari total subsidi dan kompensasi solar pada 2022 senilai Rp145,6 triliun, dan sisanya rumah tangga.
Sementara dari 11% rumah tangga yang menikmati, hanya 5% yang dinikmati oleh rumah tangga miskin.
“Dari sisi total konsumsi [2022], hanya 0,1 juta liter untuk 4 desil terbawah. Sementara, 6 desil teratas menikmati 95 persen dari konsumsi solar. Ini yang menjadi logika kami melakukan adjustment terhadap harga BBM,” katanya.
Meski demikian, belum diketahui berapa besaran yang akan dipangkas oleh Prabowo, jika menjadi presiden, untuk makan siang gratis ini. Serta apakah dari pos BBM, listrik, ataupun liquefied petroleum gas (LPG) tabung 3 kg.