Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Bantah Beras Langka di Pasar Gara-gara Bansos Jelang Pemilu 2024

Presiden Jokowo membantah pembagian bansos jelang Pemilu 2024 bikin beras langka di pasaran.
Presiden Jokowi menyerahkan bantuan pangan atau bansos cadangan beras pemerintah (CBP) kepada masyarakat penerima manfaat di Gudang Bulog Meger, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu (31/1/2024).
Presiden Jokowi menyerahkan bantuan pangan atau bansos cadangan beras pemerintah (CBP) kepada masyarakat penerima manfaat di Gudang Bulog Meger, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu (31/1/2024).

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah bahwa program bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram (kg), yang dibagikan jelang Pemilu 2024, menjadi alasan kelangkaan stok beras di pasar.

Jokowi memastikan bahwa program bansos tersebut tak ada hubungannya dengan kenaikan harga dan kelangkaan beras dalam beberapa waktu terakhir. 

Hal ini disampaikannya usai mengecek pasokan beras bersama dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas), Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo, dan Pejabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono di Pasar Induk Beras Cipinang, Kamis (15/2/2024).

“Gak ada hubungannya tidak ada hubungan sama sekali [kenaikan harga dan kelangkaan] dengan bantuan beras pangan. Tidak ada hubungannya sama sekali,” ujarnya kepada wartawan.  

Menurutnya, pemerintah sampai hari ini terus berupaya dalam mengendalikan kenaikan harga. Bahkan, Jokowi meyakini upaya pemberian bansos ke masyarakat justru dapat menahan harga agar tidak naik. 

“Bansos ke masyarakat justru itu menahan harga agar tidak naik. Kalau ndak [bansos] justru malah  melompat. Ini rumus supply dan demand. Suplainya di berikan dan terdistribusi dengan baik otomatis harga terkendali,” pungkas Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka-bukaan soal stok beras di tengah kelangkaan dan tingginya harga beras jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang berlangsung 14 Februari 2024. 

Airlangga memastikan bahwa saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Perum Bulog mencapai 1,2 juta ton.

“Jadi pertama, stok bulog itu ada 1,2 juta ton,” kata Airlangga ditemui usai nyoblos di TPS 005, SMK Negeri 6 Jakarta Jl Prof. Joko Sutono Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024). 

Airlangga mengatakan pemerintah juga telah bertindak untuk mengatasi kelangkaan dan menekan tingginya harga beras. Dia mengatakan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) juga telah ditingkatkan dari yang biasanya 150 ribu ton menjadi 250 tibu ton. Pemerintah juga telah mengimbau supaya distribusi beras lebih dipermudah. 

“Artinya kalau biasanya SPHP dalam kilogramnya 5 kg, jadi untuk beberapa wilayah di distribusi silahkan pakai kiloan yang lebih besar dan di lapangan diberi kesempatan melakukan repackaging dari katakanlah 20 kg, 50kg, ke 5kg dan ongkosnya diganti. Itu kemarin solusi yang disampaikan,” kata Airlangga. 

Airlangga turut membantah bahwa kelangkaan dan tingginya harga beras bukan karena program bansos. Menurutnya program bansos pun sudah berjalan dari tahun 2023. 

”Tidak, tidak. Bansos kan ini jalan terus,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper