Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan ketersediaan beras melimpah usai mengunjungi Pasar Cipinang, Jakarta.
Jokowi pasokan beras bersama dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas), Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo, dan Pejabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono di Pasar Induk Beras Cipinang, Kamis (15/2/2024),
“Saya datang di Pasar Induk beras Cipinang ini untuk memastikan bahwa stoknya ada. Karena dari sini di distribusikan ke ritel ke supermarket ke daerah dari pasar induk cipinang. Hingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada tersedia, jumlahnya cukup dan saya melihat melimpah,” ujarnya kepada wartawan.
Orang nomor satu di Indonesia itu menilai kelangkaan dan kenaikan beras terjadi lantaran suplai yang tak bertambah karena belum masuknya tambahan stok melalui panen raya.
Dia menyebut bahwa produksi beras melalui sistem panen belum masuk pasar. Bahkan, distribusi juga terganggu yang disebabkan oleh urusan banjir. Misalnya, yang terjadi di Demak.
“Gerobokan itu mempengaruhi tetapi saya kira sudah di selesaikan lewat pengiriman dari Bulog ke daerah, Bulog ke pasar induk Cipinang, nanti dilihat saya kira akan dalam seminggu dua minggu ini saya rasa akan sedikit turun. Sambil nunggu panen kalo panen raya datang pasti sudah aman,” pungkas Jokowi.
Baca Juga
Mengacu data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kamis (15/2/2024) pukul 09.16 WIB, harga beras premium naik tipis 0,76% menjadi Rp16.010 per kg, sedangkan harga beras medium turun 0,07% menjadi Rp13.960 per kg.
Namun demikian, harga beras tersebut melambung jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.7/2023 sebesar Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium dan Rp13.900 - Rp14.800 per kilogram untuk beras premium.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas angkat bicara terkait fenomena beras langka di ritel modern.
Dia menyebut banyak penjual beras retail enggan menjual beras dari perum Bulog lantaran keuntungan yang diperoleh terlalu sedikit.
Mendag Zulhas mengatakan keuntungan yang diperoleh dari para penjual beras retail hanya mencapai Rp200. Namun, dengan adanya program subsidi nilai tersebut ditingkatkan menjadi Rp500.