Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) berharap pemerintahan yang terpilih pada Pilpres 2024 dapat menjalin komunikasi dan sinergi yang baik dengan kalangan dunia usaha untuk memajukan sektor pariwisata nasional.
Ketua Umum GIPI, Hariyadi Sukamdani menekankan pentingnya sinergi dan komunikasi antara pemerintah dengan dunia usaha. Penyelarasan visi dan misi pengembangan pariwisata yang dibuat oleh pemerintah diharapkan untuk melibatkan GIPI sebagai perwakilan dunia usaha di sektor pariwisata.
Dia berharap, isu seperti kenaikan pajak hiburan tidak kembali terulang pada masa pemerintahan mendatang. Hariyadi mengatakan, dalam rencana kenaikan tersebut pemerintah tidak melibatkan komunikasi dengan GIPI.
Hariyadi melanjutkan, pihaknya sudah siap bekerja sama dengan pemerintahan selanjutnya yang terpilih pada Pilpres 2024 untuk memajukan pariwisata Indonesia. Dia berharap, GIPI dan pemerintah dapat menyelaraskan visi-misinya pada sektor pariwisata.
“Kami sebagai elemen masyarakat tentunya harus terbuka dan bisa bekerja sama dengan siapapun pemerintahan yang selanjutnya. Kami harapkan pemerintahan selanjutnya mendukung program-program untuk menjadikan pariwisata salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi indonesia” jelas Hariyadi, Rabu (14/2/2024).
Selain itu, GIPI juga meminta komitmen pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata nasional diwujudkan dalam program kerja yang nyata. Pasalnya, dia menyebut sektor pariwisata Indonesia masih memerlukan pembenahan yang signifikan untuk mencapai tujuan sebagai pasar nomor 1 di wilayah Asia Tenggara.
Baca Juga
Salah satu masalah yang masih dihadapi oleh industri pariwisata Indonesia saat ini adalah promosi destinasi wisata. Hariyadi mengatakan saat ini anggaran untuk kebutuhan promosi pariwisata belum mencukupi dan harus dicarikan jalan keluar yang komprehensif.
Selain itu, pemerintah juga masih terus berupaya untuk menekan harga tiket pesawat domestik yang cenderung tinggi.
“Pengembangan-pengembangan itu berkaitan dengan program yang harus dieksekusi pemerintah. Karena kita punya potensi jadi nomor 1 di Asia Tenggara untuk sektor pariwisatanya,” kata Hariyadi.