Bisnis.com, JAKARTA - Hermes, produsen tas merek ternama dunia, akan menaikkan harga jual tas pada tahun ini setelah penjualannya melonjak 17,5% pada kuartal IV/2023.
Mengutip Reuters, Jumat (9/2/2024) ketua eksekutif Axel Dumas mengatakan bahwa perusahaan berencana untuk menaikan harga antara 8%-9% pada 2024 secara global.
Adapun, Hermes pada tahun lalu menaikkan harga sekitar 7% secara global, untuk memperhitungkan biaya produksi lebih tinggi. Namun, ada pengecualian di Amerika Serikat (AS) dengan kenaikan sebesar 3% dan Jepang, yang mencapai dua digit karena fluktuasi mata uang.
Kemudian, penjualan selama tiga bulan hingga akhir Desember 2023 diketahui telah berjumlah sebesar 3,36 miliar euro atau sekitar Rp56,7 triliun.
Penjualan tersebut meningkat 17,5% pada nilai tukar mata uang asing konstan. Menurut perkiraan konsensus Visible Alpha, angka tersebut melampaui ekspektasi pertumbuhan sebesar 14%.
Sebagai salah satu pemain yang paling konsisten di industri barang mewah, Hermes mengungguli pesaingnya ketika kondisi ekonomi memburuk. Hal ini berkat desain klasiknya, manajemen produksi, dan stok yang cermat, yang menjaga aura ‘eksklusifitas’ merek tersebut.
Baca Juga
Adapun, tas Hermes model Birkin senilai lebih dari US$10.000 atau setidaknya sekitar Rp156 juta yang ‘didambakan’, dianggap terjangkau hanya bagi para pembeli terkaya yang biasanya lebih kebal terhadap kondisi ekonomi yang tak menentu.
Analis Bernstein, Luca Solca, mengatakan kinerja merek tersebut adalah langkah solid yang mengonfirmasi momentum merek Hermes yang kuat.
Label mewah asal Prancis ini juga mencatat pertumbuhan yang kuat di semua wilayah dan menyoroti pertumbuhan "dinamis" di China.
Dumas juga menuturkan bahwa tidak ada gangguan dalam tren, meskipun ia melihat penurunan lalu lintas di mal China selama kunjungannya terakhir ke negara tersebut selama kuartal IV/2023.
"Hal tersebut tidak tercermin dalam angka-angka kami," terang Dumas.