Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap akuisisi Eni S.p.A (Eni) atas aset-aset Neptune di lepas pantai Kalimantan Timur dapat mendorong percepatan investasi dan pengembangan lapangan migas di kawasan tersebut.
Selain aset Neptune internasional, akuisisi jumbo raksasa migas Italia itu turut menyasar hak partisipasi Neptune di Indonesia, yakni Wilayah Kerja (WK) West Ganal dan WK North Ganal.
Dua blok migas itu belakangan mengundang perhatian dunia selepas temuan eksplorasi berhasil di sumur Geng North-1, Blok North Ganal.
“Dengan pengendalian Eni lebih besar kita berharap keputusan investasinya akan lebih cepat,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto kepada Bisnis, Kamis (1/2/2024).
CEO Eni Claudio Descalzi mengatakan, akuisisi aset-aset Neptune itu sebagai upaya untuk memperkuat portofolio perusahaan sembari meningkatkan cadangan gas ke level 60% sampai 2030.
Khusus untuk aset di Indonesia, Claudio Descalzi mengatakan, akuisisi itu bakal memperkuat posisi Eni di lepas pantai Indonesia.
Baca Juga
“Memperkuat kehadiran Eni di lepas pantai Indonesia, memasok LNG Bontang dan pasar domestik,” kata Claudio lewat keterangan resmi menanggapi akuisisi Neptune, seperti dikutip Kamis (1/2/2024).
Neptune merupakan perusahaan eksplorasi dan produksi dengan portofolio gas kelas dunia yang memiliki portofolio tersebar di Eropa Barat, Afrika Utara, Indonesia, dan Australia. Neptune dianggap memiliki portofolio yang kompetitif dalam hal biaya dan emisi operasional yang rendah.
Perusahaan ini didirikan oleh Sam Laidlaw dan saat ini dimiliki oleh China Investment Corporation. Adapun, saran pendanaan perusahaan dikerjakan oleh Carlyle Group dan CVC Capital Partners dan pemiliki manajemen tertentu.
Portofolio Neptune di Indonesia meliputi hak partisipasi 38,04% di Blok North Ganal dan 30% hak partisipasi di Blok West Ganal.
Sementara itu, Eni melihat akuisisi ini memperoleh momentumnya selepas pengeboran sumur eksplorasi di Geng North.
Adapun, Eni melaporkan temuan potensi sumber daya 5 triliun kaki kubik (Tcf) gas dengan kandungan kondesat sekitar 400.000 barel minyak (Mbbls). Temuan itu dibor dengan kedalaman 5.025 meter pada kedalaman air 1.947 meter, melewati kolom gas setebal sekitar 50 meter di reservoir batu pasir miocene dengan sifat petrofisika yang baik.
Uji produksi sumur telah berhasil dilakukan untuk penilaian menyeluruh atas penemuan gas, meskipun dibatasi oleh fasilitas pengujian, studi ini memungkinkan untuk memperkirakan kapasitas sumur hingga 80-100 MMscfd dan sekitar 5-6 kbbld kondensat.
“Transaksi akan memberikan Eni portofolio yang berkualitas dengan rendah karbon dengan kelengkapan operasional yang luar biasa,” kata Claudio.
Seperti diketahui sebagian hak partisipasi Neptune di Indonesia menghasilkan migas sekitar 20.000 barel setara minyak per hari (boe/d) yang berasal dari lapangan Jangkrik dan Merakes. Dua lapangan ini memasok gas untuk kilang LNG Botang dan pasar domestik. Sepanjang 2022, produksi migas Eni berada di level 62.000 boe/d.
Menurut keterangan resmi Eni saat transaksi, nilai perusahaan Neptune Global Business mencapai US$2,6 miliar, sementara nilai perusahaan Neptune Norway Business diperkirakan sebesar US$2,3 miliar.