Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp8,8 triliun sepanjang Januari 2024.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (30/1/2024).
Perry menjelaskan, pembelian SBN tersebut dilakukan di pasar sekunder seiring dengan terjadinya outflow atau aliran keluar modal asing dari pasar keuangan Indonesia.
“Jadi tahun ini BI keseluruhan sudah membeli SBN termasuk dari pasar sekunder jumlahnya Rp8,8 triliun,” katanya.
Perry menjelaskan, pembelian SBN di pasar sekunder tersebut termasuk salah satu upaya BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Dia menyampaikan, perkembangan rupiah dalam 1 hingga 2 pekan terakhir dipengaruhi oleh kondisi global, terutama terkait kepastian penurunan suku bunga the Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
Perry menjelaskan, pasar memperkirakan suku bunga acuan AS akan mulai diturunkan pada kuartal pertama atau kedua 2024. Namun demikian, the Fed kemungkinan juga belum akan menurunkan suku bunga jika melihat data perekonomian AS terbaru.
“Ini faktor berita yang membawa dolar AS yang tempo hari melemah, menguat lagi. Tempo hari indeks dolar sudah turun dari 103 ke 102, naik lagi ke 103, malah di atas 103. Sehingga seluruh mata uang dunia melemah, tidak terkecuali rupiah,” jelasnya.
Berdasarkan catatan BI, terjadi aliran masuk portofolio asing sebesar Rp15,39 triliun di pasar keuangan domestik.
Jumlah tersebut terdiri dari aliran masuk modal asing ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,58 triliun, pasar saham Rp6,04 triliun, dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp6,89 triliun.
Bisnis mencatat, nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa pagi (30/1/2024) dibuka menguat pada level Rp15.803 per dolar AS.