Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) swasta Indonesia dari China di angka US$19,52 miliar per November 2023.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky melihat, posisi ULN swasta dari China ini mencatatkan kenaikan 2,8 kali lipat sepanjang Joko Widodo (Jokowi) menjabat atau sejak 2014 hingga November 2023.
“[Ada] dua negara pemberi utang meningkat amat pesat selama era Jokowi. China meningkat 2,8 kali lipat, dari US$6,88 miliar [2014] menjadi US$19,52 miliar,” unggahnya dalam akun X, dulu Twitter, Senin (29/1/2024).
Artinya, utang swasta Indonesia terhadap China dalam dua periode kepemimpinan Jokowi bertambah US$12,62 miliar.
Sementara negara lainnya, yakni Hongkong yang juga naik sebesar 2,6 kali lipat dari US$6,68 miliar menjadi US$17,17 miliar pada periode yang sama.
Utang swasta RI ke Hongkong setidaknya bertambah US$10,49 miliar sejak 2014.
Baca Juga
Meski mencatatkan kenaikan paling pesat, ULN swasta Indonesia paling banyak berasal dari Singapura yang mencapai US$55,43 miliar per November 2023.
Dalam periode tersebut, secara berurutan yakni Singapura, AS, China, Hongkong, dan Jepang menjadi lima negara pemberi kredit terbesar untuk ULN swasta.
Secara umum, per November 2023, ULN swasta anjlok 2,3% dibandingkan periode yang sama pada 2022 (year-on-year/yoy) menuju angka US$196,2 miliar. Lima negara kreditur terbesar berkontribusi senilai US$135,52 miliar atau mencakup 69,07% total ULN swasta.
Sektor swasta yang rajin mengurangi utang luar negerinya adalah lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 6,1% (yoy) dan 2,5 % (yoy).
Sedangkan berdasar sektor ekonomi, swasta yang paling banyak menarik utang luar negeri yakni sektor industri pengolahan serta jasa keuangan dan asuransi. Selain itu, juga sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6℅ dari total.
Tertinggi, sektor industri pengolahan memiliki ULN swasta hingga US$45,14 miliar. Sementara sektor jasa keuangan dan asuransi menempati posisi kedua, yakni US$38,7 miliar.
5 Besar Negara Pemberi Utang ke Pengusaha Indonesia (US$ miliar)
Tahun | Singapura | AS | China | Hongkong | Jepang |
---|---|---|---|---|---|
2023 (Nov) | 55,43 | 28,76 | 19,52 | 17,17 | 14,64 |
2022 | 58,76 | 31,75 | 18,64 | 18,21 | 15,56 |
2021 | 60,58 | 31,35 | 19,2 | 16,92 | 16,3 |
2020 | 68,32 | 29,24 | 18,88 | 13,17 | 15,8 |
2019 | 68,84 | 20,54 | 18,21 | 11,86 | 16,85 |
2018 | 61,2 | 19,99 | 16,52 | 14,92 | 15,29 |
2017 | 54,38 | 11,4 | 14,17 | 13,22 | 15,2 |
2016 | 50,66 | 9,16 | 14,12 | 13,15 | 15,6 |
2015 | 57,38 | 8,76 | 12,68 | 7,84 | 15,81 |
2014 | 59,63 | 10,01 | 6,88 | 6,68 | 13,45 |
Sumber: Bank Indonesia, SULNI