Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian bakal memberantas importir bahan baku pakan ternak ilegal yang berisiko mengancam produksi jagung petani Indonesia.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut impor ilegal bahan baku pakan berisiko merusak sistem produksi jagung di dalam negeri. Dia pun mengakui saat ini kondisi impor pakan terkesan cenderung ugal-ugalan.
"Kami ambil tindakan tegas dan beri sanksi bagi importir nakal ataupun mafia impor," ujar Amran dalam keterangan resmi, Kamis (25/1/2024).
Amran membeberkan, pihaknya bersana Satgas Pangan Polri telah mengevaluasi perizinan pemasukan Bahan Pakan Asal Tumbuhan (BPAT) dan Bahan Pakan Asal Hewan (BPAH). Dia pun minta seluruh pelaku usaha selalu mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan izin pemasukan BPAT dan BPAH.
Adapun Kementerian Pertanian mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No. 15/2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Standar Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pertanian, dalam menerbitkan rekomendasi impor bahan baku pakan ternak. Amran menuturkan, beberapa importir nakal yang terbukti melakukan impor ilegal bahan baku pakan tidak akan lagi diterbitkan rekomendasi impornya oleh Kementan.
"Kami tegaskan tidak ada kompromi dan ruang bagi importir nakal yang merusak siatem produksi pangan di tanah air," tutur Amran.
Baca Juga
Amran menjelaskan, pemberantasan impor ilegal bahan baku pakan dilakukan seiring pihaknya saat ini tengah berupaya menggenjot produksi jagung nasional. Dia mengklaim dalam beberapa waktu kedepan mulai puncak panen jagung di sejumlah daerah seperti Lampung, Sulawesi Selatan, Gorontalo, NTT, NTB dan Jawa Timur.
Adapun perhitungan Kementan untuk produksi jagung pada Februari 2024, akan panen seluas 300.000 hektare atau setara 1,5 juta ton. Bahkan, kata Amran, pada puncak panen di Maret-April 2024 mencapai 800.000 hektare atau setara produksi 4 juta ton jagung. Dia ingin agar jagung hasil panen itu diserap produsen sebagai bahan baku pakan.
"Silahkan diserap para produsen pakan ternak,” tutur Amran.