Bisnis.com, JAKARTA -- PT Amandina Bumi Nusantara (Amandina), perusahaan daur ulang botol plastik telah mampu mengekspor resin PET atau Polyethylene Terephthalate daur ulang ke Eropa sebagai salah satu langkah penerapan sirkular ekonomi di Indonesia.
Dalam hal ini, Amandina memproses botol plastik PET pascakonsumsi menjadi resin Recycled PET yang dapat digunakan langsung untuk kemasan makanan dan minuman (food-contact approved).
Managing Director PT Amandina Bumi Nusantara, Suharji Gasal mengatakan pabrik Amandina di Cikarang merupakan pabrik daur ulang rPET pertama yang berhasil memenuhi Standar Nasional Indonesia.
"Amandina berhasil memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk sistem manajemen kualitas, meraih standar ISO 9001, serta membuktikan bahwa kualitas produk daur ulang yang diproduksi oleh Amandina mampu diterima oleh pasar Eropa," kata Suharji dalam siaran persnya, dikutip Sabtu (13/1/2024).
Industri daur ulang menjadi langkah penting untuk mengurangi limbah plastik. Adapun, tingkat daur ulang (recycle rate) sampah plastik di Indonesia baru menyentuh angka 7%, dengan plastik jenis PET mencapai 75% tingkat daur ulang.
Di sisi lain, data dari World Bank di tahun 2021 menunjukkan, Indonesia memproduksi sampah plastik sekitar 7,8 juta ton setiap tahun. Dari angka ini, ada 4,9 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola dan menjadi limbah lingkungan.
Baca Juga
Untuk itu Amandina mulai memperkuat industri daur ulang botol plastik. Adapun, pemasokan bahan baku dari botol atau kemasan plastik bekas dari Yayasan Mahija Parahita Nusantara melalui 30 mitra pengumpul botol bekas di seluruh Indonesia yang mampu memproses 31.500 ton botol PET bekas atau setara dengan 1,5 miliar botol setiap tahunnya.
"Keberhasilan ini menandai komitmen perusahaan untuk menjadi pelaku utama dalam gerakan global menuju keberlanjutan dan ekonomi sirkular”, ungkapnya.
Dosen dan Peneliti di bidang Ekonomi Sirkular Universitas Gadjah Mada, Suci Lestari Yuana menyampaikan terdapat 3 tantangan pengelolaan plastik paska konsumsi.
"Antara lain yaitu plastik daur ulang baru mencapai 7%, pengolahan plastik daur ulang yang masih terpusat di Jawa dan minimnya pendekatan daur ulang yang mendorong perubahan perilaku konsumen," tuturnya.
Penguatan industri daur ulang menjadi kunci dengan mendorong konektivitas dan integrasi antara stakeholder sampah plastik dari hulu ke hilir, dari bank sampah ke pabrik daur ulang.
Selain itu, upaya integrasi ekosistem industri daur ulang domestik bisa memberi kesempatan bagi para pekerja informal di industri sampah.
Amandina menyatakan komitmen untuk mendukung industri hijau dengan menggunakan solar panel dalam proses produksi di pabrik Amandina sebesar 1 Mwp yang disebut dapat mengurangi karbon emisi sebesar 1,017 metrik ton pada tahun pertama.