Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Koalisi Perubahan Anies Baswedan menilai proses transisi energi tidak boleh dilakukan dengan cara yang gegabah dan harus dilakukan dengan kehati-hatian.
Hal ini Anies sampaikan dalam acara Desak Anies Episode Samarinda, Kamis (11/1/2024), saat dirinya ditanyakan mengenai solusi terkait industri batu bara.
“Maka itu, setelah kami bertugas, kami akan ajak bicara pelaku industri pengolahan batu bara untuk duduk bersama menyiapkan road map [peta jalan] transisi,” kata Anies dalam acara Desak Anies Samarinda, Kamis (11/1/2024).
Kesiapan dalam transisi energi ini, kata Anies, harus benar-benar diperhatikan. Terlebih, perlunya memikirkan lapangan pekerjaan bagi mereka yang bekerja di sektor batu bara saat energi baru digunakan.
Anies menyampaikan perlunya kesiapan dari peta jalan transisi energi ini sehingga tidak ada ketimpangan yang terjadi saat energi baru mulai digunakan.
“Nggak bisa kita tutup begitu saja [pertambangan], mereka akan hidup dari mana? Transisi itu harus dipikirkan, bukan tentang lingkungannya mereka yang bekerja di sektor pertambangan [harus diperhatikan],” ujarnya.
Baca Juga
Maka dari itu, Anies pun menjanjikan akan menjadikan Universitas Mulawarman menjadi pusat riset energi terbarukan yang aman menjadi pusat studi jika berbicara tentang EBT.
Pusat riset ini, kata Anies, diharapkan dapat menjadi jawaban agar proses perpindahan dari energi fosil ke energi terbarukan sesuai dengan peta jalannya.
“Jadi proses perpindahan tidak membuat penderitaan di sektor ini [batu bara]. Kedua, terjadinya perpindahan itu dirancang dengan benar,” ucap Anies.