Bisnis.com, JAKARTA – Posisi cadangan devisa Indonesia pada 2024 diperkirakan dapat mencapai level di atas US$150 miliar, meningkat dari akhir 2023.
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa pada Desember 2023 meningkat signifikan, menjadi sebesar US$146,4 miliar, dari bulan sebelumnya sebesar US$138,1 miliar.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan bahwa realisasi cadangan devisa tersebut melampaui posisi pada 2022 yang sebesar US$137,2 miliar.
Capaian ini juga menandai level tertinggi cadangan devisa sejak September 2021, di mana cadangan devisa saat itu tercatat sebesar US$146,9 miliar.
Jossua berpandangan bahwa cadangan devisa kemungkinan kembali meningkat pada 2024, terutama pada semester kedua.
Kondisi ini menyusul berakhirnya sikap wait and see dari investor terkait Pemilu dan terbukanya ruang penurunan suku bunga global, sehingga mendorong sentimen risk-on.
Baca Juga
Situasi ini juga dinilai dapat memicu arus masuk baik di penanaman modal asing (PMA) maupun pasar portofolio.
“Kami memperkirakan peningkatan cadangan devisa Indonesia yang berkelanjutan sepanjang 2024, terutama di paruh kedua, didukung oleh peningkatan sentimen risk-on,” katanya kepada Bisnis, Senin (8/1/2024).
Josua menjelaskan, prospek ekonomi Indonesia cenderung tetap positif dan diproyeksikan dapat mempertahankan pertumbuhan yang kuat pada kisaran 5%, di tengah perlambatan ekonomi global.
Sejalan dengan itu, Inflasi yang diperkirakan akan dipertahankan dalam kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5 - 3,5%, juga akan menjadi katalis positif bagi arus masuk modal.
Lebih lanjut, defisit transaksi berjalan pada 2024 diperkirakan akan mencapai tingkat di bawah 1% dari PDB, terutama didukung oleh percepatan hilirisasi, yang akan mengurangi risiko penyempitan surplus neraca perdagangan di tengah berlanjutnya pelemahan permintaan global dan harga komoditas.
Selain itu, pergerakan harga minyak global sepanjang 2024 diperkirakan akan berkisar US$78-US$80 per barel, sehingga membatasi impor.
“Secara keseluruhan, kami memperkirakan cadangan devisa pada 2024 akan mencapai sekitar USD150-US$155 miliar, melampaui perkiraan kami sebelumnya sebesar US$148 miliar,” jelasnya.
Josua menambahkan, nilai tukar rupiah pun diperkirakan akan terapresiasi dari Rp15.397 per dolar AS pada akhir 2023 menjadi Rp15.000-Rp15.300 per dolar AS pada akhir 2024.
Kepala Departemen Komunikasi yang juga Asisten Gubernur BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa kenaikan posisi cadangan devisa pada Desember 2023 dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Posisi cadangan devisa tersebut, kata dia, setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” kata Erwin.