Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan kuota penyaluran biodiesel B35, bauran Solar dengan 35% bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit, sebesar 13,41 juta kiloliter (KL) untuk 2024.
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo mengatakan kuota itu ditetapkan berdasar pada keberhasilan penyaluran B35 sepanjang 2023.
“Alokasi penyaluran biodiesel 2024 sebesar 13,41 juta KL,” kata Edi saat dikonfirmasi, Sabtu (6/1/2024).
Edi mengatakan realisasi penyaluran B35 sepanjang 2023 mencapai 12,15 juta KL. Menurut dia, program mandatori itu berjalan cukup baik sepanjang tahun lalu.
“Volume penyaluran biodiesel untuk B35 sampai dengan Desember 2023 sebesar 12,15 juta KL, tidak ada kendala yang signifikan,” kata dia.
Di sisi lain, dia mengatakan, kementeriannya masih menunggu hasil uji terap untuk sektor non otomotif terkait dengan rencana penerapan program B40.
Baca Juga
Adapun, uji terap itu rencanannya bakal dilaksanakan tahun ini.
“Setelah itu juga menunggu kebijakan dari komite pengarah BPDPKS dan pemerintah,” kata dia.
Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pemerintah perlu meninjau ulang program biodiesel B35, yang telah berjalan sejak Februari 2023.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad berpendapat pemerintah perlu mengkaji ulang efektivitas penyaluran subsidi atau insentif yang dialokasikan untuk biodiesel tersebut di tengah tren pelemahan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan Solar di pasar dunia.
“B35 harus dievaluasi secara keseluruhan jangan dilihat dari sisi subsidinya saja, tapi dilihat juga efesiensi dari sisi penggunaan Solar dan subsidinya, dampak ke bisnis, ekonomi makro dan lingkungan,” kata Tauhid saat dihubungi Minggu (9/7/2023).
Tauhid mengatakan, subsidi langsung yang difokuskan pada Solar justru lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan alokasi insentif pada CPO, sebagai bahan baku, yang sensitif dikendalikan sentimen pasar global.
Hal itu, kata dia, membuat sebagian besar negara enggan untuk meningkatkan bauran CPO di dalam produk solar domestik mereka.