Bisnis.com, JAKARTA - Dua konglomerat Indonesia yakni Djarum Group dan Wings Group menyampaikan tidak akan ikut dalam proyek komersial Ibu kota Nusantara (IKN). Keduanya memilih terlibat dalam pembangunan botanical Garden atau proyek nonkomersial di IKN.
Kabar itu disampaikan oleh Wings Group menyusul beredarnya pemberitaan jika Djarum dan Wings mundur dari konsosrsium proyek Aguan di IKN.
Botanical Garden merupakan proyek dari Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) berupa pembangunan kebun raya, jalur hijau, hingga taman safari di kawasan IKN.
Corporate Communications Manager Djarum, Budi Darmawan, menjelaskan bahwa sejak awal pihaknya hanya berkomitmen untuk melakukan pengembangan ruang publik non-profit yakni botanical garden.
"Sebenarnya mungkin dari awal memang komitmen Djarum itu hanya ingin mengembangkan botanical garden yang memang kayak semacam CSR lah gitu, karena botanical garden ini sangat dibutuhkan di Ibu kota Nusantara yang fokus di penghijauannya," kata Budi kepada Bisnis, Kamis (4/1/2024).
Budi juga menjelaskan, pengembangan hutan kota di IKN tersebut rencananya akan dilakukan oleh Bakti 5 Djarum Foundation, bukan dengan Konsorsium Nusantara.
Baca Juga
Namun demikian, tambah Budi, pihaknya memang tidak menutup kemungkinan untuk menjalin afiliasi atau kemitraan dengan sejumlah pihak, tidak terkecuali Konsorsium Nusantara ke depan.
"Intinya begini, ketika konsorsium yang dikembangkan teman-teman yang lain itu kan lebih ke investasi gitu seperti membangun hotel, apartemen, perkantoran, nah kalau kita tidak ke sana larinya. Kalau kita semacam CSR lah intinya begitu," ujarnya.
Senada, Head of Corporate Communications & CSR WINGS Group Indonesia, Sheila Kansil menuturkan bahwa tidak tercantumnya nama Wings Group dalam daftar keanggotaan Konsorsium Nusantara lantaran pihaknya hanya berkomitmen untuk membangun kebun raya (botanical garden) yang sifatnya non-profit. Kendati demikian, Sheila memastikan pihaknya tetap merupakan bagian dari Konsorsium Nusantara.
"Kami sampaikan bahwa Wings Group tetap ikut serta di dalam Konsorsium Nusantara IKN yang bersifat Non-Komersial, salah satu contohnya adalah pembangunan Botanical Garden," tuturnya.
Sebelumnya, nama Grup Djarum milik konglomerat Budi Hartono dan Wings Group milik Wiliam Katuari dari konsorsium Nusantara yang dipimpin bos Agung Sedayu Sugianto Kusuma alias Aguan untuk pembangunan proyek di IKN menghilang dalam waktu 4 bulan.
Menilik laporan terbaru yang disampaikan oleh Otorita IKN per Desember 2023, konsorsium yang diketuai oleh Aguan saat ini sedang menggarap proyek Hotel Nusantara. Ada 10 perusahaan yang tergabung dalam konsorsium tersebut, tetapi Djarum dan Wings tidak termasuk di dalamnya.
Padahal, dalam paparan di Banggar DPR RI pada 19 September 2023, nama keduanya masih ada dalam 10 perusahaan jumbo yang terlibat dalam konsorsium. Djarum dan Wings begabung dengan Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinarmas, Pulauintan, Adaro, Barito Pacific, Mulia Group, hingga Astra Group untuk menggarap proyek Hotel Nusantara.
Adapun, total nilai investasi yang telah diguyurkan oleh konsorsium Nusantara khusus pada proyek mixed used development berupa mal, hotel dan perkantoran di IKN dilaporkan mencapai Rp20 triliun.
Saat dikonfirmasi, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, mengaku pihaknya tidak tahu menahu soal hal tersebut. Mengingat, informasi itu menjadi kewenangan internal para investor.
"Mengenai konsorsium Nusantara [apakah Grup Djarum dan Wings Group mundur?], itu menjadi hal internal dari para investor," kata Agung kepada Bisnis, Kamis (4/1/2023).
Kendati demikian, Agung memastikan bahwa mundurnya dua investor jumbo dari Konsorsium Nusantara diklaim tidak berpengaruh pada nilai investasi yang akan disuntik oleh konsorsium tersebut.
Dengan demikian, hengkangnya Budi Hartono hingga Wiliam Katuari dari Konsorsium Nusantara diyakini tidak mengganggu proses investasi dan proyek yang tengah dibangun oleh Konsorsium Nusantara di IKN.
"Tidak ada informasi perubahan [terkait nilai investasinya]," ujar Agung