Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Patra Niaga membidik peningkatan kontribusi penjualan liquefied petroleum gas (LPG) komersial atau nonsubsidi di rentang 6% sampai dengan 10% dari total konsumsi gas tabung tahun ini.
Target itu dibuat selepas masa efektif pembelian LPG 3 kilogram (kg) lewat verifikasi data di merchant apps Pertamina per 1 Januari 2024.
“Harapan Pertamina, kita bisa bantu pemerintah dalam mengurangi beban subsidi setidaknya 6%-10% dari total konsumsi,” kata Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (3/1/2023).
Adapun, Kementerian ESDM memproyeksikan total konsumsi LPG tahun ini bakal mencapai 8,6 juta ton dari dua segmen pasar, yakni tabung gas subsidi dan komersial.
Rencananya, alokasi untuk LPG subsidi diberikan maksimal 8,03 juta ton dan LPG komersial menutup sisanya minimal sekitar 570.000 ton.
“Jadi total konsumsi [LPG] kan 8,6 juta , sekarang kan [LPG nonsubsidi] cuma 600.000-an, kalau kita dorong lebih 800.000 itu upaya kita membantu pemerintah,” kata Riva.
Baca Juga
Pada periode 2020 sampai dengan 2022, realisasi penjualan LPG subsidi atau penugasan terus tumbuh rata-rata sebesar 4,5% setiap tahunnya. Di sisi lain, realisasi LPG nonpenugasan atau komersial rata-rata mengalami penurunan sebesar 10,9%.
Sepanjang transaksi 2022 lalu, realisasi penyaluran LPG 3 kg mencapai di level 7,8 juta ton. Di sisi lain, penjualan LPG komersial pada periode yang sama susut ke level 0,46 juta ton.
Berdasarkan tren penyaluran LPG subsidi, prognosa volume penyaluran tabung gas melon itu mencapai 8,22 juta ton sampai akhir 2023. Kendati demikian, realisasinya bisa ditekan menjadi 8,07 juta ton sepanjang 2023 selepas program verifikasi data pembelian gas melon.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji berharap penerapan verifikasi pembelian LPG subisdi dapat mengurangi beban subisid yang mesti ditanggung pemerintah mendatang. Selain itu, pembelian LPG komersial diharapkan ikut terkerek nantinya.
“Penjualan LPG non-PSO [komerisal] itu makin lama makin mengecil dan sebaliknya LPG PSO itu makin lama makin membesar, tahun ini LPG PSO kurang lebih 8 juta ton itu yang membuat kami berpikir keras,” kata Tutuka saat konferensi pers di Jakarta.
Tutuka mengatakan, pemerintah bakal terus melanjutkan program verifikasi data pembelian LPG 3 Kg tahun ini. Dia meminta masyarakat yang belum terdaftar untuk bisa meregistrasi data diri mereka ke merchant apps Pertamina.
“Kita masih biasa saja dia yang beli harus terdaftar, kalau kemarin yang tidak terdaftar masih bisa dilayani sekarang tidak dilayani. Jadi daftar dulu,” kata Tutuka.
Kementerian ESDM mencatat jumlah pengguna yang telah melakukan transaksi lewat merchant apps Pertamina per 31 Desember 2023 sebanyak 31,5 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Perinciannya, 24,4 juta NIK merupakan konsumen data Percepatan Pensasaran Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE) desil 1 sampai dengan 7, dan 7,1 juta NIK merupakan konsumen yang mendaftar di tempat atau on demand. Adapun, data P3KE menghimpun total 189 juta NIK.
Di sisi lain, transaksi pembelian LPG subsidi telah mencapai 523,32 juta tabung per 26 Desember 2023.Tren kenaikan penyaluran untuk 2023 lebih rendah 1,3% dari rata-rata kenaikan penyaluran 2019 sampai dengan 2022.