Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mempercepat proses menuju onstream Blok South Andaman, selepas temuan berhasil di sumur Eksplorasi Layaran-1.
Blok yang terletak sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatra bagian utara itu dioperatori oleh Mubadala Energy dengan kontrak kerja sama gross split. Blok ini dilelang pada 2018 lalu dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM pada Februari 2019.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara berharap temuan berhasil di South Andaman dapat dilakukan percepatan menuju onstream. Benny menargetkan onstream bisa dikerjakan pada 2028-2029 mendatang.
“Tahun 2024 akan dimulai appraisalnya, 2025-2026 sudah plan of development (PoD) dan di 2028-2029 sudah onstream,” kata Benny seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (29/12/20223).
Benny berharap dengan temuan ini, investor asing kembali melirik dan memasukkan Indonesia sebagai portofolio investasi ke depan. Untuk itu, dia menyampaikan perlu ada perbaikan dari sisi fiscal term maupun nonfiscal term atau kemudahan berbisnis.
“Kita perlu melakukan perbaikan yang benar-benar baik, artinya, perbaikan tersebut bisa meningkatkan daya pikat investasi Indonesia, mengingat saat ini kita tengah dalam kondisi bersaing dengan negara-negara lain,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diketahui, lewat eksplorasi di Sumur Layaran-1, Mubadala menemukan kolom gas yang luas dengan ketebalan lebih dari 230 meter di oligocene sandstone reservoir.
Akuisisi data lengkap termasuk wireline, coring, sampling dan production test (DST) telah dilakukan. Sumur dengan sukses mengalirkan kualitas gas yang sangat baik dengan kapasitas 30 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Berdasarkan laporan dari Mubadala Energy (South Andaman) RSC LTD yang menyatakan bahwa dari temuan sumur Layaran-1 memiliki potensi mencapai 6 triliun kaki kubik (TCF) gas-in-place, maka penemuan ini bisa melebihi dari penemuan sumur Geng North-1, Cekungan Kutai dan masuk ke dalam tiga besar dunia.
Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia Abdulla Bu Ali mengatakan, penemuan ini merupakan bagian dari program Mubadala Energy ke depan dalam mendukung target produksi Indonesia tahun 2030, yaitu 1 juta barel minyak bumi per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari.
“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa terkait cadangan migas, penemuan ini patut disyukuri dan diharapkan dapat mendukung target produksi tahun 2030,” kata Abdulla.
Dia mengatakan, setelah penemuan ini, Mubadala Energy akan mempercepat proses untuk memulai pengeboran sumur eksplorasi lainnya di WK yang sama. Untuk itu, pihaknya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar rencana tersebut dapat terwujud.
“Kami berharap dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kami bisa melanjutkan penemuan ini dan dapat membantu untuk mencapai target yang dicanangkan pemerintah,” tuturnya.
Abdulla mengatakan, dalam beberapa tahun belakangan, banyak perbaikan yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam hal kepastian hukum dan fiscal term. Apalagi saat ini, pemerintah sudah melonggarkan dan memberikan fleksibilitas dalam hal mekanisme kontrak gross split maupun cost recovery.
Dia mengatakan, Indonesia bakal tetap menjadi salah satu investasi mendatang untuk portofolio internasional.
“Mengingat besarnya potensi yang ada, terutama dalam hal energi yang bersih seperti gas bumi, sejalan dengan strategi perusahan dalam mendukung transisi energi “ kata dia.