Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menantikan studi pascapengeboran (post drilling) sumur eksplorasi Layaran-1 Blok South Andaman yang belakangan dianggap sukses mengidentifikasi potensi gas mencapai 6 triliun kaki kubik (Tcf).
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Noor Arifin Muhammad menilai positif temuan potensi gas yang berada Blok South Andaman, konsesi milik Mubadala Energy.
“Kita gembira mendengar penemuan Mubadala ini. Ini masih dalam tahap awal eksplorasi yang memerlukan pendalaman sampai yakin untuk dikembangkan,” kata Noor saat dihubungi, Rabu (20/12/2023).
Kendati demikian, Noor mengatakan, Mubadala mesti menambah data yang masih diperlukan, serta kajian geologis dan kimiawi sebelum sampai pada hitung-hitungan keekonomian proyek.
Seperti diketahui, Mubadala saat ini tengah melakukan rangkaian test seperti core analysis, fluid analysis yang diikuti dengan post drilling analysis, dan proses penentuan status eksplorasi (PSE), serta rencana pengembangan (PoD).
“Tentunya dilihat nanti setelah hasil kajian menunjukkan kelayakan untuk dikembangkan,” kata dia.
Baca Juga
Mubadala Energy adalah operator kontrak kerja sama gross split South Andaman dan Layaran-1 menjadi sumur dalam pertama yang dioperasikan perusahaan energi internasional yang berkantor pusat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Sumur dibor hingga kedalaman 4.208 meter pada kedalaman air laut 1.207 meter.
Di sumur tersebut ditemukan kolom gas yang luas dengan ketebalan lebih dari 230 meter di oligocene sandstone reservoir. Akuisisi data lengkap termasuk wireline, coring, sampling, dan production test (DST) telah dilakukan.
Sumur dengan sukses mengalirkan kualitas gas yang sangat baik dengan kapasitas 30 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
CEO Mubadala Energy Mansoor Mohammed Al Hamed mengatakan, temuan ini bakal membawa peluang komersial yang signifikan bagi perusahaan di tengah momentum transisi energi saat ini.
“Hal ini bukan hanya merupakan perkembangan signifikan bagi Mubadala Energy, namun juga merupakan tonggak sejarah besar bagi ketahanan energi Indonesia,” kata Mansoor.
Berdasarkan laporan dari Mubadala Energy (South Andaman) RSC LTD yang menyatakan bahwa dari temuan sumur Layaran-1 memiliki potensi mencapai 6 Tcf gas-in-place, maka penemuan ini bisa melebihi dari penemuan sumur Geng North-1, cekungan Kutai dan masuk ke dalam tiga besar dunia.
SKK Migas akan menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan evaluasi dan kajian lebih lanjut. Selain itu, Mansoor menambahkan, penemuan baru yang terkonfirmasi ini merupakan keberhasilan kedua berturut-turut bagi Mubadala Energi di Lapangan Andaman, setelah keberhasilan Timpan-1 di KKS Andaman II.
“Penemuan-penemuan ini menambah volume kontingen material dan memberikan landasan bagi pertumbuhan berkelanjutan Mubadala Energy di wilayah tersebut,” kata dia.