Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Natal dan Tahun Baru, LPEM UI Ungkap Dampaknya Terhadap Perekonomian

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI) mengungkapkan dampak momen tahunan Natal dan Tahun Baru (Nataru) terhadap ekonomi Indonesia
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI) optimistis dengan adanya momen tahunan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) akan membawa ekonomi Indonesia kembali ke level 5%. 

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menyampaikan bahwa momen siklikal tersebut memang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 

“Kami masih melihat bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2023 masih dapat tumbuh 5% akibat adanya periode musiman nataru,” ujarnya, Kamis (28/12/2023). 

Riefky melihat, sentimen masyarakat masih cukup tinggi pada akhir tahun ini yang mengindikasikan bahwa konsumsi masih optimistis. 

Keyakinan ini sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dirilis Bank Indonesia (BI) per November 2023 di level 123,6. Di mana angka di atas 100 menunjukkan optimisme masyarakat.

Sementara itu, Riefky memperkirakan secara keseluruhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,0%-5,1% di 2023. Sebagaimana diketahui, pada kuartal III/2023, ekonomi Tanah Air mampu tumbuh 4,94% di tengah beragam tantangan global. 

Di sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meramal momentum libur Nataru 2024 berpotensi memberikan kontribusi hingga Rp120 triliun terhadap perekonomian nasional. 

“Ada sekitar Rp80 triliun sampai Rp120 triliun yang akan berkontribusi kepada pergerakan perekonomian,” kata Sandiaga dikutip dati Antara, Rabu (27/12/2023).  

Menurut perkiraannya, lonjakan pengunjung pada momen Nataru 2024 dapat mencapai 107 hingga 110 juta selama periode liburan. Mayoritas akan melakukan aktivitas wisata dengan amplifikasi dua hingga dua setengah kali dari perkiraan itu. 

Dari jumlah tersebut, Sandiaga memperkirakan terdapat 200 hingga 250 juta pergerakan wisatawan Nusantara, dengan pengeluaran per kunjungan mencapai Rp2,4 hingga Rp2,5 juta menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper