Bisnis.com, JAKARTA - Serikat pekerja nikel mengancam melakukan aksi mogok kerja apabila tuntuntannya agar perusahaan mematuhi undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja tidak dipenuhi usai kejadian meledaknya tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali.
Dilansir dari Reuters, Ketua Serikat Pekerja Indonesia Sejahtera (SPIS), Katsaing mengatakan pada hari ini sekitar 300 pekerja telah tergabung untuk berunjuk rasa.
“Permintaan utama kami adalah agar perusahaan mematuhi undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja,” katanya seperti dikutip pada Rabu (27/12/2023).
Namun, Juru Bicara PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan mengatakan aksi tersebut tidak banyak mempengaruhi kegiatan operasional.
Dia menuturkan, para perwakilan perusahaan tengah berdiskusi dengna perwakilan pekerja untuk bisa menemukan solusi terhadap tuntutan yang dilayangkan.
“Aksi tersebut tidak berdampak pada operasional karena ini aksi damai,” tambah Dedy.
Baca Juga
Sebelumnya, polisi menyampaikan korban meninggal dunia akibat ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel di Morowali, Sulawesi Tengah bertambah menjadi 18 orang.
Kapolres Morowali AKBP Suprianto menyampaikan dari 18 itu, Supriyanto merincikan korban meninggal dunia, mulai dari Tenaga Kerja Asing (TKA) mencapai delapan orang, sementara Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 10 orang.
"Untuk jumlah korban update persiang ini itu yang meninggal menjadi 18. Kan kemarin 13, dari 13 siang ada tambahan satu, sore satu, malam satu, terus tadi malam jam 12 satu, jam satu lewat 1. nah dari 18 itu yang TKA 8, yang TKI 10," kata Suprianto saat dihubungi, Rabu (26/12/2023).