Bisnis.com, JAKARTA- Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) melakukan pembelian 90.211 unit Renewable Energy Certificate atau REC dari PT PLN (Persero) yang akan dilakukan bertahap selama tiga tahun ke depan atau sepanjang periode 2023-2025.
Rinciannya, pada 2023 direncanakan pembelian unit REC sebanyak 14.079 unit, pada tahun depan sebanyak 29.566 unit, serta pada 2025 sebesar 46.566 unit di tahun 2025.
Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia Lucia Karina mengatakan pembelian listrik hijau ini sejalan dengan penerapan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk mencapai emisi nol bersih pada 2040.
"Di tengah tantangan yang dihadapi, khususnya krisis energi, yang semakin menguat saat ini, sudah saatnya kami berupaya meningkatkan penggunaan listrik dari energi terbarukan," ujar Karina, Rabu (20/12/2023).
Kerja sama Coca-Cola dengan PLN ini merupakan strategi hijau perusahaan dengan penerapan 100% energi listrik dari energi terbarukan. Coca-Cola membeli listrik dari energi terbarukan yang dihasilkan PLN sebanyak 90 GWh atau setara dengan Rp5,2 miliar.
Dalam hal ini, CCEP juga memiliki ambisi untuk berkontribusi dalam mendukung target pemerintah dalam mencapai pengurangan emisi dan menuju emisi nol bersih sekaligus menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi.
Baca Juga
Terlebih, CCEP merupakan salah satu perusahaan produsen dan distributor minuman kemasan, di mana listrik menjadi sumber utama energi di rantai pasok dan produksi.
Pembelian REC ini merupakan bagian dari rencana keberlanjutan, khususnya pada aksi terhadap iklim yang diterapkan secara global.
Sebelumnya, CCEP mendeklarasikan komitmen publik untuk mencapai emisi nol bersih pada 2040, melalui pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 30% pada 2030 (versus 2019), penggunaan 100% energi listrik dari sumber terbarukan di tahun 2030, 100% mitra pemasok yang menerapkan 100% energi listrik terbarukan di tahun 2030, dan 100% mitra pemasok strategis sesuai SBTi (Science Based Target initiatives) di tahun 2025.
Tak hanya REC, pihaknya juga menerapkan upaya lain yakni pemasangan atap panel surya terbesar dalam fasilitas produksi di Asia Tenggara pada tahun 2020.
Pada panel surya yang terpasang di area atap fasilitas produksi CCEP Indonesia Indonesia seluas 72.000 meter persegi tersebut yang dapat menghasilkan 9,6 juta kWh listrik per tahun.
Adapun, jumlah yang dibutuhkan untuk dapat mengurangi emisi karbon sebesar 8,9 juta kilogram per tahun dengan nilai pemasangan atap panel surya sebesar US$5,8 juta atau setara Rp87 miliar.
Inisiatif penggunaan energi terbarukan lainnya juga termasuk pengadaan 243,383 mesin pendingin hemat energi (cooler), yang dapat menghemat hingga 178 juta kwh energi per tahun.
Kemudian, proyek instalasi LED sebagai alternatif pencahayaan alternatif di seluruh pabrik, konversi bahan bakar dari solar ke gas alam dan gas alam terkonversi (LNG) untuk pemanas, pembangkit listrik dan forklift sejak tahun 2008.
Di sisi lain, Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti menyampaikan pihaknya akan memenuhi kebutuhan CCEP untuk menerapkan Green Energy As Services Renewable Energy Certificate (REC), sekaligus mendorong peran aktif sektor industri dalam penggunaan energi listrik dari sumber terbarukan.
"PLN tidak bisa berdiri sendiri. Kami butuh kolaborasi untuk berperan secara aktif dalam aksi mitigasi perubahan iklim melalui akselerasi pengembangan Renewable Energy guna mencapai emisi nol bersih di tahun 2060. Salah satunya dari pelaku industri," ujar Edi.