Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis pariwisata Indonesia dinilai bisa berdampak apabila kasus Covid-19 terus melonjak. Namun, hingga saat ini pemerintah belum menerbitkan aturan khusus untuk mitigasi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno mengatakan lonjakan kasus Covid-19 yang berkepanjangan berisiko menekan sektor pariwisata di Indonesia. Namun, hingga saat ini belum aturan rigid soal prosedur berwisata atau pembatasan aktivitas seperti saat pandemi.
"Saya mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan secara mandiri," katanya usai Weekly Brief, Senin (18/12/2023).
Kendati demikian, dia menilai lonjakan kasus Covid-19 saat ini belum berdampak terhadap sektor pariwisata Indonesia. Bahkan, menurut dia kunjungan wisatawan di sejumlah daerah cenderung meningkat.
Dia memastikan akan terus memantau ihwal perkembangan tren kasus Covid-19. Dalam waktu dekat, Sandiaga mengatakan juga bakal berkunjung ke Batam untuk melihat perkembangan kunjungan wisata di tengah lonjakan kasus Covid-19 di negara perbatasan yakni Singapura dan Malaysia.
"Batam ini saya minggu depan akan ke sana mengecek dampaknya, karena Singapura dan Malaysia ini yang kasus Covid-19 juga mulai tinggi," tuturnya.
Baca Juga
Vaksinasi dipastikan tidak akan menjadi syarat bagi masyarakat untuk berwisata saat libur Nataru. Dia pun menarget kunjungan wisatawan ke destinasi wisata saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan meningkat 2,5 kali lipat. Adapun Kementerian Perhubungan memprediksi pergerakan masyarakat saat Nataru sebanyak 10,763 juta orang dengan 45,29% tujuan ke lokasi wisata.
Sementara pada 2024, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 14 juta orang dan 1,4 miliar wisatawan nusantara (wisnus).
"Kami yakin dengan kewaspadaan pemerintah juga partisipasi dari masyarakat semua, juga tanggung jawab dan kepedulian kita seperti bawa masker ini terus dilakukan, target pariwisata 2024 masih bisa kita wujudkan," katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Minggu (27/12/2023), kasus Covid-19 tercatat kembali naik dalam beberapa pekan terakhir.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa berdasarkan hasil identifikasi, terdapat banyak penyebaran Covid-19 yang masuk dari negara tetangga, baik orang-orang yang berkunjung ke Indonesia maupun WNI yang telah berkunjung ke negara-negara tetangga. Mobilitas masyarakat antarnegara itu membuat Covid-19 sub varian EG telah masuk ke Indonesia. Virus itu termasuk dalam varian Omicron, dengan sub varian seperti EG.1 maupun EG.5.
"Yang perlu saya informasikan di sini, ini bukan varian baru. Sub varian EG, variannya tetap Omicron. Ciri-cirinya itu menyebarnya cepat tetapi fatality rate-nya sangat rendah," ujar Budi di Menteng, Jakarta Pusat, dikutip pada Minggu (17/12/2023).