Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menghadapi tren suku bunga tinggi, yang bakal memberikan tantangan terhadap bisnis pengusahaan jalan tol.
Direktur Pengembangan Usaha JSMR, Mohamad Agus Setiawan menjelaskan, usai menempuh jalan panjang demi mendapat kredit sindikasi jumbo sebesar Rp7,3 triliun, saat ini JSMR harus menanggung bunga kredit yang terus mengalami peningkatan.
"Saat ini tingkat suku bunga tinggi. Jadi, kalau kita lihat sekarang kita tak bisa dapat [bunga kredit] 6%. Kemarin [ pinjaman] untuk Tol Probolinggo - Banyuwangi itu suku bunganya sudah mendekati 8%," jelasnya dalam agenda Creative Infrastructure Financing Day di Kantor Kementerian PUPR, Rabu (13/12/2023).
Di hadapan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Agus juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya agak sedikit kesulitan dalam mendapatkan akses keuangan dari industri perbankan.
Hal tersebut tak terlepas dari riwayat utang jumbo yang dimiliki sejumlah perusahaan konstruksi pelat merah beberapa waktu belakangan. Alhasil, saat ini pihak perbankan dinilai jauh lebih selektif dalam memberikan suntikan pendanaan.
Di samping itu, Agus turut merinci skema pinjaman pinjaman bantuan operasional (cash deficiency support/CDS) senilai Rp7,3 triliun yang didapat untuk mendukung konstruksi Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi yang tengah ditanggung JSMR.
Baca Juga
Dia menyebut, selama proses konstruksi jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi berlangsung, pihaknya sudah harus mencicil kredit meskipun pendapatan tol pada tahap tersebut masih negative cash.
"Komite risiko perbankan ini concern terhadap CDS, jadi artinya kalau nanti ruas tersebut dibiayai dan kemudian ruas itu nanti sudah bisa beroperasi, di tahap awal CDS-nya sudah sekitar 10 tahun, nah ini 10 tahun ini siapa yang mem-backup? karena dari pendapatan tol belum bisa karena negative cash, nah tentu yang dilihat perbankan ini bagaimana para pemegang saham bisa mem-backup si badan usaha yang dibiayai dengan memberikan top up," tambahnya.
Untuk diketahui sebelumnya, Jasa Marga memang baru saja mendapat injeksi pendanaan jumbo mencapai Rp7,39 triliun yang berasal berasal dari sejumlah industri perbankan RI mulai dari Bank Himbara, Bank Swasta, Bank Pembangunan Daerah (BPD), serta lembaga pembiayaan infrastruktur nasional.
Mengutip informasi yang dibagikan JSMR, perjanjian kredit sindikasi tersebut ditandatangani di Jakarta pada Selasa (21/11/2023) oleh Direktur Utama PT JPB Adi Prasetyanto dengan para kreditur sindikasi 6 Perbankan yaitu BNI, BCA dan Bank Mandiri yang bertindak sebagai Joint Mandated Lead Arrangers & Bookrunners (JMLAB). Terdapat pula anggota sindikasi Bank Jatim, BPD Bali, BPD Papua serta 1 lembaga pembiayaan infrastruktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
Adapun, pembiayaan tersebut rencananya bakal digunakan untuk mengebut konstruksi Ruas Tol Probolinggo - Banyuwangi ruas Probolinggo - Besuki sepanjang 50 kilometer (km) yang terbagi ke dalam 3 seksi.
Rinciannya, Seksi 1 Gending - Kraksaan (12,88 Km) dengan progres konstruksi 15,01 persen. Kemudian Seksi 2 Kraksaan - Paiton (11,20 Km) progres konstruksinya sebesar 2,61 persen.
Saat ini, proses konstruksi ruas Tol Probolinggo - Besuki Seksi 1 dan 2 sepanjang 35 km telah dimulai dan diharapkan dapat mulai dioperasikan pada 2024. Sementara untuk Seksi 3 Paiton – Besuki (25,6 Km) yang saat ini progres konstruksinya sebesar 0,65 persen ditargetkan akan rampung pada awal 2025.
Kemudian, untuk konstruksi tahap 2 yakni ruas Besuki – Banyuwangi sepanjang 126,72 Km dan ditargetkan konstruksinya selesai setelah tahun 2024.
Konstruksi tahap 2 Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi sendiri terdiri dari Seksi 4 Besuki - Situbondo (43,30 Km), Seksi 5 Situbondo - Asembagus (16,76 Km), Seksi 6 Asembagus - Bajulmati (37,45 Km) dan Seksi 7 Bajulmati - Ketapang (29,21 Km).