Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-siap! Anies, Prabowo, atau Ganjar Bakal Hadapi Tantangan Geopolitik

Ekonom CORE menilai Presiden setelah Joko Widodo (Jokowi), apakah Anies, Prabowo , atau Ganjar bakal hadapi tantangan geopolitik ini.
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan), Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (tengah), dan Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat Debat Capres Perdana di Jakarta, Selasa (12/12/2023). Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat capres perdana dengan mengusung tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan), Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (tengah), dan Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat Debat Capres Perdana di Jakarta, Selasa (12/12/2023). Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat capres perdana dengan mengusung tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Center of Reform on Economics (Core) melihat adanya sejumlah tantangan geopolitik yang harus dihadapi oleh presiden setelah Joko Widodo (Jokowi), apakah Anies Baswedan, Prabowo Subianto, atau Ganjar Pranowo.  

Founder Core Hendri Saparini mengingatkan bahwa siapapun presiden terpilih nantinya akan menghadapi tantangan global yang cukup beragam. 

Dirinya melihat terdapat dua hal penting yang perlu presiden berikutnya waspadai, yakni adanya ketegangan geopolitik yang bukan hanya terjadi antara Rusia vs Ukraina dan Israel vs Palestina, yang akan mengganggu rantai pasok global.  

Global supply chain akan terganggu, tidak hanya ada Ukraina, tapi ada Palestina hingga Venezuela. Ini akan mengganggu transportasi atau mengagnggu volume suplai,” ungkapnya, dikutip Rabu (13/12/2023). 

Selain itu, adanya kecenderungan negara-negara melakukan proteksionisme, baik pangan dan lainnya, sedikit banyak berdampak pada kondisi perdagangan Indonesia. 

Seperti halnya Amerika Serikat (AS) yang mengurangi ketergantungannya dengan China. Alhasil, perdagangan adan investasi antara kedua negara tercatat menurun.  

“Presiden Jokowi berkali-kali menjelaskan sudah banyak negara yang tak mau ekspor pangan karena kepentingan dari dalam, ini yang akan dihadapi Indonesia 2024 dan seterusnya,” lanjutnya. 

Bukan hanya dua hal tersebut, Hendri memaparkan tantangan geopolitik lainnya yang akan dihadapi presiden terpilih pada 2024 dan seterusnya. 

Seperti ketegangan antara Venezuela dan Guyana yang meningkat setelah Venezuela mengklain daerah Guyana Esquiba. Sementara konflik Israel dan Palestina masih memanas, sedangkan di wilayah Kaukasus, invasi Azerbaijan ke wilayah Nagorno-Karabakh meningkatkan ketegangan geopolitik. 

Kemudian, ketegangan Laut China Selatan dan ketegangan antara China dan Taiwan semakin mendorong fragmentasi kondisi geopolitik dunia. 

Di sisi lain, ketidakpastian harga komoditas dunia yang disebabkan oleh perang Ukraina dan Rusia menjadi ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi global. Sebagaimana Dana Moneter Internasional (IMF) proyeksikan, ekonomi global akan tumbuh melambat sebesar 2,9% pada 2024. 

Terlebih, adanya pelambatan pertumbuhan ekonomi di China yang disebabkan oleh krisis pasar properti dinilai juga akan menjadi biang kerok lemahnya perekonomian global. 

Sementara dari sisi ekonomi global, sikap Federal Reserver atau The Fed yang masih menahan suku bunga acuan di posisi tinggi untuk waktu yang lama atau higher for longer juga menjadi tantangan bagi presiden selanjutnya. 

Adapun, tiga calon presiden (capres) telah melakukan debat pertama pada Selasa (12/12/2023) di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta. 

Capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo mendapatkan kesempatan untuk memaparkan visi-misi, tanya jawab bertema, hingga menyampaikan pernyataan penutup selama 120 menit.

Sementara itu, KPU juga sudah menentukan jadwal perdana untuk debat cawapres dalam Pilpres 2024, yakni pada 22 Desember 2023. Tema yang akan diusung adalah tema pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper